Demo di Kalimantan Timur
Kakak-Adik di Garda Politik, Hasanuddin dan Rahmad Mas’ud Redam Demonstran Samarinda dan Balikpapan
Kakak-adik di garda politik Kalimantan Timur, Hasanuddin dan Rahmad Mas’ud berhasil redam demonstran di Samarinda dan Balikpapan.
TRIBUNKALTIM.CO - Kakak-adik di garda politik Kalimantan Timur, Hasanuddin Mas'ud dan Rahmad Mas’ud berhasil redam demonstran di Samarinda dan Balikpapan.
Keduanya kompak menghadapi langsung demonstran di Samarinda dan Balikpapan, Senin (1/9/2025) kemarin.
Sosok Hasanuddin Mas'ud merupakan Ketua DPRD Kaltim, sementara Rahmad Mas'ud adalah Wali Kota Balikpapan.
Momen ini menempatkan kakak-adik itu dalam sorotan politik Kalimantan Timur.
Kendati Hasanuddin Mas’ud menghadapi massa yang lebih keras di Samarinda, ketimbang Rahmad Mas'ud yang lebih sejuk di Balikpapan, namun keduanya berhasil meredam gejolak di Samarinda dan Balikpapan.
Meski demikian, Gubernur Kaltim Rudy Mas'ud yang juga merupakan saudara Hasanuddin Mas'ud dan Rahmad Mas'ud tak terlihat tampul dalam aksi demonstrasi di wilayah Kalimantan Timur.
Namun dua sosok bersaudara, Hasanuddin Mas'ud dan Rahmad Mas'ud yang berada di kursi jabatan berbeda, telah menunjukkan keberanian untuk diuji generasi muda Kalimantan Timur yang turun dalam demonstrasi 1 September 2025, kemarin.
Baca juga: Potret Relawan Jadi Penopang di Tengah Ricuh Massa Aksi dan Polisi Saat Demonstrasi di DPRD Kaltim
Aksi Aliani Mahakam di DPRD Kaltim
Aksi demonstrasi serentak mahasiswa di sejumlah kota Kalimantan Timur berakhir ricuh, Senin (1/9).
Ribuan massa dari berbagai universitas yang tergabung dalam Aliansi Mahakam mendatangi Gedung DPRD Kaltim di Karang Paci, Samarinda, menuntut 11 poin isu strategis.
Sejak pukul 11.20 Wita, mahasiswa mulai berkumpul di Islamic Centre Samarinda sebelum bergerak menuju gedung dewan.
Mereka datang menggunakan truk, pikap, serta sepeda motor, membawa almamater, bendera lembaga, dan spanduk tuntutan.
Baca juga: RS Hermina Samarinda Rawat 2 Pasien Luka Serius Usai Demo di DPRD Kaltim
Di depan kantor DPRD, massa menyuarakan berbagai isu, di antaranya: menolak RUU KUHAP, menghapus tunjangan mewah DPR, mendesak pengesahan RUU Perampasan Aset, RUU PPRT, dan RUU Masyarakat Adat.
Selain itu, mereka juga menuntut peningkatan kesejahteraan guru-dosen, pemerataan pendidikan di daerah 3T, hingga penghentian kejahatan ekologis dan pertambangan.
Hasanuddin Mas'ud Hadapi Demonstran
Ketua DPRD Kaltim, Hasanuddin Mas’ud, bersama empat anggota dewan sempat menemui massa.
Di atas mobil komando, Hasanuddin berjanji akan menampung aspirasi mahasiswa.
“Kami lagi mendiskusikan agar menulis apa yang disampaikan ke dewan dan akan ditandatangani bersama. Kapolda mewakili yudikatif, Gubernur mewakili eksekutif dan Ketua DPRD mewakili legislatif,” katanya.

“Kami berjanji akan memenuhi tuntutan ini,” lanjutnya.
Sementara Presiden BEM Universitas Mulawarman, M. Ilham Maulana, menegaskan jawaban dewan hanya normatif.
“Kami menegaskan tidak ada kesepakatan apapun. Respon normatif seperti ini tidak menyelesaikan tuntutan kami,” katanya.
Kericuhan Pecah
Ketegangan memuncak saat polisi meminta massa membubarkan diri. Aparat menembakkan gas air mata setelah terjadi saling lempar dengan demonstran di simpang empat Karang Paci.
Massa berhamburan ke permukiman warga, bahkan memanjat pagar kantor Dinas PUPR Kaltim untuk menyelamatkan diri.
Relawan PMI yang berada di lokasi sempat kewalahan mengevakuasi peserta aksi yang terkena gas air mata.
“Jangan diserang, ini kawasan steril,” teriak petugas PMI saat mengevakuasi korban.
11 Tuntutan Aliansi Mahakam di kantor DPRD Kaltim
1. Tolak RUU KUHAP
2. Hapus tunjangan Mewah DPR
3. Sahkan RUU Perampasan Aset, RUU PPRT, dan RUU Masyarakat Adat
4. Tingkatkan kesejahteraan guru dan dosen, serta tingkatkan pendidikan di daerah 3T
5. Tolak Pemutihan Dosa Pemerintah
6. Cabut UU yang Tidak Berpihak Kepada Rakyat
7. Hentikan Represifitas terhadap Gerakan Rakyat
8. Ciptakan kebijakan yang pro terhadap rakyat
9. Hentikan oligarki politik dan demokrasi palsu
10. Tegakkan Supremasi Hukum
11. Hentikan kejahatan ekologis dan pertambangan
Baca juga: Atasi Kebocoran Pipa, PDAM Balikpapan Siapkan Mobil Tangki Air Gratis untuk Warga yang Terdampak
Rahmad Mas'ud Redam Demonstran
Aksi demonstrasi para mahasiswa yang tergabung dalam aliansi "Balikpapan Bergerak" di depan Gedung DPRD Balikpapan, Senin (1/9/2025) berjalan damai setelah berhasil memaksa Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud turun langsung menemui massa.
Kehadiran orang nomor satu di Kota Balikpapan itu menjadi puncak dari desakan para demonstran yang menolak hanya diberi janji manis.
Awalnya, massa aksi hanya ditemui Ketua DPRD Balikpapan, Alwi Al-Qodri, bersama jajaran anggota DPRD Balikpapan.
Namun, jawaban normatif Alwi yang dianggap sudah berulang kali berjanji akan menindaklanjuti aspirasi membuat massa justru geram.
Baca juga: DPRD Apresiasi Unjuk Rasa Aliansi Balikpapan Bergerak Tidak Berakhir Ricuh
“Kami sudah terlalu sering diberi janji, tapi tidak ada realisasi. Kami dibuat seperti anak-anak yang bisa dibohongi,” teriak seorang demonstran yang langsung disambut sorak setuju dari barisan mahasiswa.
Desakan pun menguat agar Wali Kota Rahmad Mas’ud hadir. “Sekarang juga kami meminta datangkan Wali Kota Rahmad Mas'ud di sini,” teriak pengunjuk rasa.
Sekitar kurang lebih 20 menit kemudian, Rahmad Mas’ud datang dari lokasi pemakaman ketua MUI Balikpapan yang meninggal dunia pada hari yang sama.
Walikota Rahmad Mas'ud terlihat didampingi Wakil Wali Kota Bagus Susetyo serta sejumlah kepala OPD.
Kedatangannya sempat disoraki karena massa menilai ia molor dari waktu yang dijanjikan.
Baca juga: DPRD Balikpapan Setujui Perubahan APBD 2025 Jadi Rp4,75 Triliun, Berikut Rinciannya
Namun begitu berdiri di hadapan demonstran, Rahmad langsung menjawab satu per satu tuntutan yang disuarakan.
Mulai dari kelangkaan LPG 3 kilogram, antrean BBM, kenaikan PBB, banjir, air bersih, hingga masalah parkir liar.
“Untuk PBB saya pastikan tidak ada kenaikan. Sementara banjir, kami sudah berproses. Bahkan negara maju pun tidak bisa sepenuhnya mencegah banjir, tapi kami sudah lakukan langkah nyata, termasuk membangun kolam retensi 10 hektare di belakang Pasar Segar,” tegas Rahmad Mas'ud.
Terkait LPG 3 kilogram, Rahmad mengingatkan agar subsidi tepat sasaran.
“Gas 3 kilogram itu hak warga miskin. Saya imbau masyarakat mampu jangan pakai gas ini. Bahkan dalam agama, mengambil hak orang miskin adalah dosa,” ujarnya.
Meski demikian, massa tampak belum sepenuhnya puas. Beberapa mahasiswa menilai jawaban Wali Kota masih normatif dan jauh dari solusi konkret.
Baca juga: Anggota DPRD Balikpapan Fauzi Adi Sebut Perlu Pembaharuan DED Pasar Induk Baru di Balikpapan Utara
“Pak Wali hanya mutar-mutar. Yang kami minta kepastian, bukan ceramah,” sindir seorang orator," tuturnya.
Walikota Rahmad juga menyampaikan progres pembangunan jalan dan infrastruktur lain. Ia mengakui pembangunan tak akan pernah selesai.
“Kalau ditanya kapan semua selesai, sampai kiamat pun pembangunan akan terus berjalan. Kota tumbuh, kebutuhan bertambah. Tapi insyaallah kami akan berbuat terbaik,” ucapnya.
Pernyataan ini sontak memicu reaksi beragam. Ada yang menganggap Rahmad realistis, ada pula yang menilai ia sekadar berkilah.
Meski begitu, aksi tetap berakhir damai tanpa gesekan. Para mahasiswa menegaskan akan terus mengawal janji Wali Kota.
“Hari ini kami dengar langsung jawabannya, tapi kami juga akan catat dan tagih kembali. Jangan sampai semua hanya berhenti di podium,” pungkas salah satu demonstran. (*)
Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.