Erau Adat Kutai 2025

Kisah Sultan Aji Muhammad Idris dan Aji Putri Doya, Drama Kolosal Pembukaan Erau Adat Kutai 2025

Berikut kisah Sultan Aji Muhammad Idris dan Aji Putri Doya, yang jadi cerita drama kolosal pembukaan Erau Adat Kutai 2025

Kisah  Sultan Aji Muhammad Idris dan Aji Putri Doya, Drama Kolosal Pembukaan Erau Adat Kutai 2025 - 20250922_Erau-Adat-Kutai-2025_Sultan-Aji-Muhammad-Idris_Aji-Putri-Doya_drama-kolosal.jpg
TribunKaltim.co/Patrick Vallery Sianturi
ERAU ADAT KUTAI - Drama kolosal kisah Sultan Aji Muhammad Idris dan Aji Putri Doya yang suguhan utama dalam pembukaan Erau Adat Kutai 2025, Minggu (21/9/2025). (TribunKaltim.co/Patrick Vallery Sianturi)
Kisah  Sultan Aji Muhammad Idris dan Aji Putri Doya, Drama Kolosal Pembukaan Erau Adat Kutai 2025 - 20250921_tarian-erau-adat-kutai-2025.jpg
TRIBUNKALTIM.CO/PATRICK VALLERY SIANTURI
ERAU ADAT KUTAI - Drama kolosal menjadi salah satu suguhan utama dalam pembukaan Erau Adat Kutai 2025. Tahun ini, sebanyak 400 penari bersama puluhan tim produksi tampil memukau di lapangan Stadion Rondong Demang, Tenggarong, Minggu (21/9/2025). Tema besar Erau tahun ini, ‘Menjaga Marwah Peradaban Nusantara’, juga menjadi inspirasi dalam penyusunan drama kolosal. Kisah yang diangkat adalah perjuangan Sultan Aji Muhammad Idris bersama istrinya, Aji Putri Doya, melawan ketidakadilan VOC. (TRIBUNKALTIM.CO/PATRICK VALLERY SIANTURI)

“Harapannya ke depan itu pertanian bisa lebih meningkat, kemudian hasil perkebunan itu bisa lebih meningkat.

Yang memang tujuannya adalah bagaimana ke depan harapannya itu untuk kesejahteraan rakyat,” tuturnya.

Ia juga menegaskan bahwa Erau adalah warisan budaya yang harus dijaga bersama. 

“Ini sebuah tradisi yang turun-temurun dan mengakar di Kesultanan, yang akan terus kita jaga nilai-nilainya.

Jadi dengan nilai leluhur kita ini, kita bisa mempertahankan dan tetap menjadi identitas budaya kita sendiri,”.

Dihadiri Menteri Pariwisata

Pembukaan Festival Erau Adat Kutai Tahun 2025 berlangsung hangat ketika Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menyapa hadirin.

Dalam sambutannya, Widiyanti menegaskan bahwa pelestarian tradisi adalah bagian penting dari menjaga jati diri bangsa.

“Bapak, ibu, serta seluruh lapisan masyarakat memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian tradisi yang kita warisi dari leluhur,” ujarnya.

Ia menyebut Kesultanan Kutai Kartanegara merupakan saksi sejarah yang memperlihatkan betapa kayanya budaya Nusantara. Tradisi seperti Bepelas dan Belului menjadi bukti penghormatan masyarakat Kutai terhadap alam dan leluhur. 

“Kita patut bersyukur, berkat kelestarian yang dijaga melalui tradisi itu, kecintaan terhadap daerah dan Nusantara semakin tumbuh,” katanya.

Widiyanti juga menekankan posisi Kukar sebagai pusat peradaban tertua di Kalimantan Timur yang memiliki potensi besar dalam pengembangan pariwisata budaya. Sepuluh event unggulan daerah, termasuk Festival Erau, dinilai mampu menarik wisatawan domestik maupun mancanegara sekaligus menggerakkan roda perekonomian masyarakat.

“Melalui Festival Erau, kita tidak hanya merayakan budaya, tetapi juga merawat identitas dan kebanggaan bersama.

Mari kita terus jaga warisan leluhur agar tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya Nusantara,” tutupnya.

Baca juga: Tiang Ayu Resmi Berdiri, Erau Adat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura 2025 Dimulai

(TribunKaltim.co/Patrick Vallery Sianturi)

Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved