Berita Balikpapan Terkini

Balikpapan Deflasi di September 2025, Ada Alarm Inflasi dari Tiket Pesawat dan Ayam Ras

Balikpapan mengalami deflasi di bulan September 2025, Namun muncul alarm inflasi dari tiket pesawat dan harga ayam ras

Penulis: Siti Zubaidah | Editor: Amalia Husnul A
Balikpapan Deflasi di September 2025, Ada Alarm Inflasi dari Tiket Pesawat dan Ayam Ras - 20251003_pedagang-ayam-ras_Pasar-Klandasan-Balikpapan_deflasi_ayam-ras-jadi-alarm-inflasi.jpg
TribunKaltim.co/Siti Zubaidah
ALARM INFLASI BALIKPAPAN - Lapak pedagang ayam ras di Pasar Klandasan, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, Sabtu (4/10/2025). Balikpapan mengalami deflasi di bulan September 2025, Namun muncul alarm inflasi dari tiket pesawat dan harga ayam ras. (TribunKaltim.co/Siti Zubaidah)
Balikpapan Deflasi di September 2025, Ada Alarm Inflasi dari Tiket Pesawat dan Ayam Ras - 20251004_Balikpapan-deflasi_alarm-inflasi-dari-ayam-ras-dan-tiket-pesawat.jpg
Grafis dengan AI Copilot
BALIKPAPAN DEFLASI - Ilustrasi pasokan melimpah sejumlah komoditas yang membuat kota Balikpapan mengalami deflasi yang dibuat dengan bantuan kecerdasan buatan atau artificial intelligent Copilot. Balikpapan mengalami deflasi di September 2025. Namun demikian ada alarm inflasi dari tiket pesawat dan harga ayam ras. Simak penjelasan lengkapnya. (Grafis dengan AI Copilot)

TRIBUNKALTIM.CO - Kondisi perekonomian di Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami deflasi sebesar 0,06 persen (mtm) pada September 2025. 

Ekonomi di Balikpapan mengalami deflasi lantara melimpahnya pasokan sejumlah komoditas.

Kendati mengalami deflasi, tercatat sejumlah komoditas membunyikan alarm inflasi di Kota Balikpapan

Meski dari catatan Badan Pusat Statistik (BPS), secara tahunan inflasi Balikpapan hanya 1,15 persen (year on year).

Baca juga: Bawang Merah, Tomat, dan Cabai Turun Harga, Balikpapan Alami Deflasi

Yang berarti angka inflasi Balikpapan lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang sebesar 2,65 persen (yoy) maupun gabungan empat kota di Kalimantan Timur yang mencapai 1,77 persen (yoy).

Komoditas Penyumbang Deflasi 

Deflasi di Balikpapan terutama disumbang kelompok perumahan, air, listrik dan Bahan Bakar Rumah Tangga (BBRT) dengan andil 0,16 persen. 

Penurunan harga BBRT dipicu turunnya biaya operasional distribusi.

Selain itu, beberapa komoditas pangan juga menyumbang deflasi, yakni bawang merah, tomat, cabai rawit, dan kangkung.

Harga bawang merah dan tomat turun seiring melimpahnya pasokan dari daerah sentra produksi di Jawa dan Sulawesi.

Sedangkan cabai rawit dan kangkung turun berkat pasokan yang lancar dan meningkat dari produksi lokal.

Alarm Inflasi

Meski tercatat mengalami deflasi, namun menguat alarm inflasi dari sejumlah komoditas.

Lima komoditas utama yang menjadi alarm inflasi Balikpapan yakni angkutan udara atau harga tiket pesawat, daging ayam ras, emas perhiasan, air kemasan, dan biskuit.

Kelompok transportasi udara membunyikan alarm inflasi Balikpapan dengan andil 0,14 persen. 

Kenaikan tarif Angkutan Udara setelah diskon dicabut dan tingginya permintaan untuk aktivitas kedinasan menjadi pemicunya.

Sementara itu, emas perhiasan menjadi sorotan setelah menyentuh nilai tertinggi sepanjang masa (Rp 2,1 Juta/gram) akibat tren harga emas dunia yang terus menguat.

Meski ada tekanan dari beberapa komoditas, secara tahunan inflasi Balikpapan masih terkendali di level 1,15 persen (yoy), lebih rendah dari inflasi nasional 2,65 persen (yoy).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Robi Ariadi, menegaskan realisasi inflasi Balikpapan masih berada di bawah batas bawah rentang sasaran inflasi nasional 2025 (2,5 persen ± 1 persen).

Ia memastikan pihaknya bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) akan terus bersinergi menjaga stabilitas harga melalui pemantauan pasokan, sidak pasar, hingga operasi pasar murah.

“Ke depan, program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) akan terus kami dorong agar harga-harga tetap terkendali dan inflasi terjaga sesuai sasaran,” ujarnya.

Permintaan Masih Stabil

Harga daging ayam ras yang menjadi salah satu komoditas yang memberikan alarm inflasi di kota minyak.

Rudi, pedagang ayam ras di Pasar Klandasan, Balikpapan Kota, mengaku harga ayam sudah merangkak naik beberapa minggu terakhir.

“Biasanya Rp55 ribu per ekor, sekarang naik jadi menjadi Rp 60-65 ribu per ekor, tergantung bobot.

Beratnya bisa mencapai sekitar 1,4-1,5 kilogram,” ujarnya kepada wartawan, Sabtu (4/10/2025). 

Menurut Rudi, kenaikan harga dipicu meningkatnya permintaan saat perayaan Maulid Nabi.

“Kalau stok alhamdulillah aman, cukup banyak. Cuma karena banyak yang cari, harganya naik.

Pembeli tetap normal meski harga mahal,” tambahnya.

Indeks Keyakinan Konsumen Kuat

Meskipun tekanan harga pangan terlihat, optimisme konsumen di Balikpapan tetap kuat.

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Balikpapan tercatat di level optimis 118,3 (meski turun sedikit dari 129,8), menandakan keyakinan tinggi masyarakat terhadap kondisi ekonomi saat ini dan masa depan.

Meski Robi Ariadi mewanti-wanti adanya risiko tekanan inflasi ke depan dari dua faktor alam.

Seperti hujan berlanjut yang merupakan risiko pada pasokan komoditas hortikultura dari daerah sentra produksi.

Kemudian gelombang laut tinggi yang mengancam ketersediaan pasokan produk perikanan, mengingat kuatnya permintaan.

Strategi yang dicanangkan meliputi perluasan Kerja Sama Antar Daerah (KAD), pelaksanaan gelar pangan murah, dan dorongan untuk pemanfaatan lahan pekarangan untuk komoditas hortikultura, memastikan ketersediaan pasokan pangan yang stabil di jantung pembangunan IKN.

Baca juga: Alarm Inflasi di IKN, Didominasi Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau, Strategi BI Kaltim

(TribunKaltim.co/Siti Zubaidah)

Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram

Sebagian dari artikel ini telah tayang di kompas.com.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved