Berita Balikpapan Terkini

Cegah Stunting Maksimal di Balikpapan, DPRD Dorong Peran dari Ayah

Ketua Komisi IV DPRD Balikpapan, Gasali, menegaskan pentingnya keterlibatan ayah dalam upaya penanganan stunting.

HO/Dinkes Balikpapan
STUNTING DI BALIKPAPAN - Para kader posyandu Balikpapan saat melakukan pemeriksaan kepada balita yang kurang gizi. Ketua Komisi IV DPRD Balikpapan, Gasali, menegaskan bahwa peran ayah sangat penting dalam mencegah stunting, bukan hanya sebatas pencari nafkah, Selasa (7/10/2025). Ia mendorong para ayah untuk aktif terlibat dalam edukasi gizi, memastikan asupan nutrisi anak, hingga mendampingi kegiatan posyandu bersama ibu. (HO/Dinas Kesehatan Kota) 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN – Ketua Komisi IV DPRD Balikpapan, Gasali, menegaskan pentingnya keterlibatan ayah dalam upaya penanganan stunting di tingkat keluarga dan lingkungan di Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur

Selama ini, kegiatan posyandu identik dengan peran ibu-ibu, baik sebagai peserta maupun kader.

Padahal, menurut Gasali, peran ayah juga sangat penting dalam mendukung tumbuh kembang anak, terutama melalui perhatian, edukasi, dan dukungan aktif terhadap kegiatan kesehatan.

"Bapak-bapak juga perlu terlibat dan mendorong semangat kegiatan penanganan stunting agar bisa berjalan maksimal," ujar Gasali, Selasa (7/10/2025). 

Baca juga: DPRD Balikpapan Kaji Perda Penanganan Stunting, Atur Pemberian Nutrisi hingga Kesadaran ke Posyandu

Politisi Golkar itu menambahkan, kehadiran ayah bukan hanya sebatas pencari nafkah, tetapi juga bagian dari kasih sayang dan perhatian terhadap anak.

Menurutnya, setiap ayah dapat membagi waktu untuk keluarga karena ketentuan jam kerja sudah memberi ruang bagi peran tersebut.

"Kita semua sebagai ayah pasti menjadi bagian dari kasih sayang anak. Kita juga bisa membagi waktu karena tidak bekerja 24 jam selama seminggu, dan ada hari libur seperti Sabtu dan Minggu yang dapat dimanfaatkan untuk keluarga," ujarnya.

Gasali menilai, pelibatan ayah akan menciptakan kerja sama yang lebih solid antara ayah dan ibu dalam menangani stunting.

Keterlibatan ini bisa dimulai dari hal sederhana seperti memberikan edukasi gizi, memastikan asupan nutrisi bayi, hingga menghadiri kegiatan posyandu bersama.

Baca juga: Dinkes Mahakam Ulu Gelar Sosialisasi Quick Win, Dorong Gerakan Orangtua Asuh Cegah Stunting

"Bukan berarti ayah tidak punya kasih sayang. Justru perhatian ayah terhadap anak adalah bentuk keterlibatan penting dalam mencegah stunting," tegasnya.

Senada, Anggota Komisi IV DPRD Balikpapan, Lim, menegaskan pentingnya kehadiran ayah dalam proses pendidikan keluarga sebagai langkah fundamental pembentukan karakter anak.

Menurut Iim, peran ayah tidak bisa digantikan dan tidak seharusnya selalu dibebankan kepada ibu.

Ia menyoroti kecenderungan sebagian ayah yang beralasan sibuk bekerja sehingga jarang terlibat dalam pengasuhan anak.

"Bagaimana ayah itu juga hadir, jangan ibu terus. Karena bagaimana pun ayah jangan beralasan dinas terus," tegas Lim.

Baca juga: 7 Daerah dengan Angka Stunting Terbanyak di Kalimantan Timur: Samarinda, Balikpapan, hingga Bontang

Ia menyampaikan bahwa dari 17 percakapan antara orangtua dan anak, 14 di antaranya merupakan percakapan antara ayah dan anak.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved