Berita Kaltim Terkini

5 Daerah di Kalimantan Timur dengan Penduduk Berusia 65 Tahun ke Atas Terbanyak

Pada tahun 2024, lansia menjadi bagian minoritas dalam struktur penduduk Provinsi Kalimantan Timur. 

Grafis TribunKaltim.co/Canva
LANSIA DI KALTIM - Ilustrasi kakek dan nenek yang diolah dari aplikasi Canva. Berikut 5 daerah di Kalimantan Timur dengan persentase penduduk di atas 65 tahun ke atas terbanyak (Grafis TribunKaltim.co/Canva) 

TRIBUNKALTIM.CO - Kelompok usia 65 tahun ke atas sering disebut sebagai lansia atau lanjut usia.

Lansia adalah kelompok penduduk yang sudah memasuki masa akhir rentang usia kehidupan, umumnya mengalami penurunan fisik dan fungsi organ, dan memerlukan perhatian khusus dalam hal kesehatan, kesejahteraan sosial, jaminan sosial, dan dukungan masyarakat.

Dalam konteks demografi dan kebijakan publik, pemahaman terhadap sebaran lansia penting agar layanan kesehatan, sistem jaminan sosial, dan fasilitas sosial dapat disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

Kondisi Umur di Kaltim 2024: Lanjut Usia dalam Perspektif Demografi

Berdasarkan data Susenas yang diolah dari BPS tahun 2024, distribusi kelompok umur di Kalimantan Timur adalah sebagai berikut:

- Kelompok usia 0–14 tahun: 24,80 persen dari populasi provinsi

- Kelompok usia 15–64 tahun (usia produktif): 69,76 persen

- Kelompok usia 65 tahun ke atas (lansia): 5,44 persen 

Artinya, pada tahun 2024, lansia menjadi bagian minoritas dalam struktur penduduk Provinsi Kalimantan Timur

Kelompok usia produktif mendominasi populasi, disusul oleh kelompok usia muda (anak-anak).

Meskipun proporsi lansia relatif kecil, sebarannya antar kabupaten/kota berbeda — beberapa daerah memiliki proporsi lansia yang lebih tinggi dari rata-rata provinsi.

Baca juga: 7 Komoditas Penyumbang Tertinggi Inflasi Kalimantan Timur September 2025

Urutan Daerah dengan Proporsi Lansia Tertinggi

Berikut lima daerah dengan persentase lansia (65 tahun ke atas) tertinggi di Kalimantan Timur:

 1. Kabupaten Mahakam Ulu (9,47 persen)

Mahakam Ulu memimpin dengan persentase lansia tertinggi sekitar 9,47 persen — hampir dua kali lebih tinggi dibanding rata-rata provinsi (5,44 persen).

Hal ini menunjukkan bahwa daerah ini memiliki beban demografi lansia yang relatif besar.

Kondisi geografis dan akses layanan kesehatan mungkin menjadi tantangan utama dalam mendukung kualitas hidup lansia di daerah ini.

2. Kabupaten Kutai Barat (7,64 persen)

Kutai Barat memiliki lansia sekitar 7,64 persen dari populasi daerahnya. Angka ini juga jauh di atas rata-rata provinsi.

Daerah ini kemungkinan menghadapi tekanan kebutuhan fasilitas lansia seperti klinik geriatrik, jaminan sosial lansia, dan mobilitas publik yang ramah lansia.

3. Kabupaten Penajam Paser Utara (7,46 persen)

Penajam Paser Utara berada di posisi ketiga dengan proporsi lansia 7,46 persen.

Dalam konteks pemekaran wilayah atau pembangunan infrastruktur pelayanan sosial, daerah ini harus memperhatikan bahwa hampir 1 dari 13 penduduknya adalah lansia.

4. Kabupaten Kutai Kartanegara (6,71 persen)

Kutai Kartanegara mencatat sekitar 6,71 persen lansia.

Meskipun tidak setinggi daerah di atas, angka ini tetap berada di atas rata-rata provinsi dan menunjukkan bahwa beban lansia tersebar juga di kabupaten dengan populasi relatif besar.

5. Kabupaten Paser ( 5,37 persen)

Paser berada di peringkat kelima dengan sekitar 5,37 persen lansia.

Proporsi ini mendekati nilai rata-rata provinsi, tetapi dalam konteks lokal, daerah ini juga perlu memperhatikan kebutuhan sosial dan kesehatan bagi lansia.

Analisis dan Implikasi Kebijakan

- Ketidakseimbangan antar daerah: Beberapa kabupaten di pedalaman (seperti Mahakam Ulu) menunjukkan proporsi lansia jauh di atas rata-rata provinsi, menunjukkan kebutuhan spesifik yang lebih besar.

- Kebutuhan layanan kesehatan dan sosial: Daerah dengan proporsi lansia tinggi memerlukan fasilitas kesehatan khusus, panti jompo, pelayanan gawat darurat, dan program kesejahteraan lansia.

- Mobilitas dan akses: Lansia sering memiliki keterbatasan mobilitas; perlu transportasi publik ramah lansia dan akses ke fasilitas dasar dekat.

- Kebijakan lokal dan anggaran: Pemerintah kabupaten/kota harus mengalokasikan anggaran untuk program lansia—mulai dari pelayanan kesehatan, dukungan sosial, hingga pendidikan dan sosialisasi hak lansia.

Bagaimana Seharusnya Menghadapi Lansia?

Menghadapi lansia bukan sekadar soal perawatan fisik, tetapi juga tentang penghormatan, pemberdayaan, dan perlindungan.

Berikut pendekatan yang seharusnya dilakukan:

1. Pemberdayaan Sosial

Lansia potensial harus diberi ruang untuk tetap aktif dalam kegiatan sosial, budaya, atau ekonomi.

Program seperti posyandu lansia, komunitas belajar, dan kegiatan keagamaan bisa menjadi wadah yang efektif.

2. Pelayanan Kesehatan Terintegrasi

Pemerintah daerah perlu menyediakan layanan kesehatan geriatri yang ramah lansia, termasuk pemeriksaan rutin, rehabilitasi, dan pendampingan psikologis.

3. Perlindungan Hukum dan Ekonomi

Lansia harus dilindungi dari eksploitasi ekonomi dan kekerasan. Program bantuan sosial seperti PKH Lansia dan Jaminan Sosial Lanjut Usia harus diperluas dan diawasi pelaksanaannya.

4. Pendidikan Keluarga

Keluarga sebagai unit terkecil harus diberi edukasi tentang cara merawat lansia dengan penuh empati.

Pelatihan caregiver informal bisa menjadi solusi untuk meningkatkan kualitas pengasuhan.

5. Infrastruktur Ramah Lansia

Pembangunan fasilitas umum seperti taman, trotoar, dan transportasi harus mempertimbangkan aksesibilitas bagi lansia. Ini bagian dari konsep kota inklusif yang diusung oleh Sustainable Development Goals (SDGs).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved