Kapal Tenggelam Sungai Meratak
Fakta Tenggelamnya Kapal di Sungai Meratak Kutai Timur, Angkut Sawit dan Labu
BPBD Kutai Timur, M. Naim menjadi salah satu personel Tim SAR Gabungan dalam pencarian korban kapal tenggelam di Sungai Meratak
Penulis: Nurila Firdaus | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kutai Timur, M. Naim menjadi salah satu personel Tim SAR Gabungan dalam pencarian korban kapal tenggelam di Sungai Meratak.
Ia mendapat laporan adanya korban yang tenggelam di Sungai Meratak, Desa Tepian Langsat, Kecamatan Bengalon, pada Senin (6/10/2025) sore hari.
Naim bersama 6 orang personel BPBD Kutim berangkat ke tempat kejadian perkara (TKP) pada Selasa (7/10/2025) sekitar pukul 9.30 Wita menggunakan 3 armada serta membawa satu unit perahu lengkap mesin dan dayung.
Baca juga: Tragedi Sungai Meratak, Jasad Perempuan Korban Kapal Tenggelam Ditemukan Tim SAR Gabungan Kutim
Selain itu, ia juga membawa tenda sebagai antisipasi apabila harus menginap di lokasi.
Perjalanan dari Sangatta ke TKP Desa Tepian Langsat kurang lebih 3 jam.
"Sesampai disana, dalam pencarian kami didampingi oleh Kapolsek Bengalon, Polairud, Tim SAR, termasuk BPBD dari Provinsi dengan 4 personil dan satu unit kendaraan," jelasnya kepada Tribunkaltim.co, Kamis (9/10/2025).
Kronologi
Ia mendapat laporan dari keluarga korban, bahwa Senin (6/10/2025), dua orang korban (suami istri) yang berperan sebagai pekerja dan satu orang pemilik kapal yang berperan sebagai pemilik kebun, tengah mengankut hasil panen labu kuning yang besar dan kelapa sawit.
Dimana, dalam kapal yang dianggap kecil sekelas kapal milik masyarakat, ditumpangi labu kuning yang besar-besar sebanyak 40 buah ditambah buah sawit.
Katanya labu tersebut sudah ditunggu pembeli sehingga harus segera dibawa pulang. Singkat cerita, mereka bertiga pulang menggunakan kapal tersebut bersama labu dan sawit.
Di perjalanan, kapal yang ditumpangi menabrak kayu yang hanyut dibawa oleh Sungai Meratak lalu kedua korban (Helmiana Neri dan Marsel Jekson) terlihat panik sehingga kapalnya oleng.
"Di tengah kepanikan ternyata kapal hanyut dan informasi yang kami terima menghantam sebuah pohon yang mengakibatkan kapal pecah di sisi sebelah kiri, dan itu yang mengakibatkan derasnya air masuk ke dalam perahu sehingga terjadi musibah tenggelam," bebernya.
Ternyata, kedua korban yang tenggelam tidak bisa berenang sehingga hanyut terbawa arus. Sementara yang selamat, pemilik kapal dan kebun, selamat lantaran berenang ke tepi sungai.
Proses Pencarian
Proses pencarian dimulai dari hari Selasa (7/10/2025). Naim memantau air Sungai Meratak di Desa Tepian Langsat dalam kondisi pasang dengan cuaca panas sehingga tidak ada kendala.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.