Berita Kaltim Terkini

Top 5 Daerah Paling Rawan Penyakit Kusta di Kalimantan Timur

Hingga tahun 2024, angka penemuan kasus baru kusta per 100.000 penduduk mencapai 2,74 secara keseluruhan di Provinsi Kalimantan Timur.

Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Nisa Zakiyah
Canva AI
KASUS PENYAKIT KUSTA - Foto ilustrasi hasil olah kecerdasan buatan (AI), Jumat (10/10/2025), pita ungu digunakan sebagai simbol perjuangan dan kesadaran terhadap penyakit kusta, sering terlihat dalam konteks Hari Kusta Sedunia untuk meningkatkan dukungan dan pemahaman tentang penyakit tersebut. Hingga tahun 2024, angka penemuan kasus baru kusta per 100.000 penduduk mencapai 2,74 secara keseluruhan di Provinsi Kalimantan Timur. (Canva AI) 

TRIBUNKALTIM.CO - Data terbaru dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur menunjukkan bahwa penyakit Kusta (Lepra atau Morbus Hansen) masih menjadi masalah serius di wilayah ini.

Hingga tahun 2024, angka penemuan kasus baru kusta per 100.000 penduduk mencapai 2,74 secara keseluruhan di Provinsi Kalimantan Timur.

Angka penemuan tertinggi tercatat di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan Kabupaten Kutai Barat.

Berdasarkan data penemuan kasus baru kusta per 100.000 penduduk di Kalimantan Timur tahun 2024, berikut adalah lima wilayah dengan angka tertinggi:

Baca juga: Top 5 Daerah Pengguna Kayu Bakar Terbanyak di Kalimantan Timur

1. Kabupaten Penajam Paser Utara: 6,22
2. Kabupaten Kutai Barat: 5,95
3. Kota Bontang: 4,21
4. Kabupaten Berau: 3,26
5. Kabupaten Paser: 2,97 

Lantas, apa itu kusta?

Masyarakat seringkali memiliki stigma negatif terhadap kusta, menganggapnya sebagai penyakit kutukan atau tidak bisa disembuhkan.

Padahal, kusta adalah penyakit infeksi kronis yang 100 persen dapat disembuhkan.

Dikutip dari berbagai sumber, penyakit kusta disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae.

Baca juga: Top 5 Daerah dengan Persentase Perokok Usia 15-24 Tahun Terbanyak di Kaltim

Bakteri ini unik karena memiliki masa inkubasi yang sangat lama (bertahun-tahun), dan menyerang tiga area utama.

Salah satunya, menimbulkan bercak putih atau kemerahan yang paling khas, yaitu mati rasa (kehilangan kemampuan merasakan sentuhan, panas, atau nyeri).

Selain itu, terdapat serangan pada saraf tepi menyebabkan mati rasa pada tangan dan kaki, serta kelemahan otot.

Kecacatan yang sering dialami penderita kusta (seperti jari memendek atau kebutaan) bukan karena penyakitnya tidak bisa diobati, melainkan karena terlambatnya penemuan dan penanganan.

Baca juga: Top 5 Daerah dengan Tingkat Penggunaan KB Tertinggi di Kalimantan Timur

Kerusakan permanen terjadi ketika saraf tepi sudah lama dirusak oleh bakteri.

Penyakit kusta dapat diobati dengan program Terapi Multidrug Therapy (MDT), kombinasi antibiotik yang disediakan oleh pemerintah secara gratis.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved