Berita Kaltim Terkini
5 Kelurahan di Balikpapan Utara dengan Warga Belum Kawin Terbanyak
Tercatat bahwa di wilayah Kecamatan Balikpapan Utara terdapat total penduduk kategori “belum kawin” sebanyak 96.157 orang.
3. Kota Bontang (32,95 persen)
Di Bontang persentasenya tak jauh di belakang dua kota sebelumnya, yaitu sekitar 32,95 persen.
Kondisi kota pelabuhan atau industri seperti Bontang bisa menyebabkan perpindahan penduduk, pekerja luar daerah, dan peluang kerja yang menarik untuk perempuan untuk berkarier dulu, yang bisa berkontribusi pada tingginya angka belum menikah.
4. Kabupaten Berau (31,35 persen)
Kabupaten Berau memiliki sekitar 31,35 persen perempuan belum menikah.
Angka ini sedikit di atas rata-rata provinsi, dan mencerminkan bahwa faktor di kabupaten — seperti jarak ke fasilitas pendidikan atau pekerjaan, norma sosial, atau kondisi ekonomi — ikut memengaruhi keinginan atau kemampuan perempuan menikah lebih awal.
5. Kabupaten Paser (30,91 persen)
Paser berada di urutan kelima dengan persentase sekitar 30,91 persen perempuan belum menikah.
Angka ini masih signifikan, yang berarti hampir satu dari tiga perempuan di Paser belum menikah.
Di daerah seperti Paser, tradisi, akses ke layanan perkawinan, serta kesiapan ekonomi dan sosial mungkin menjadi faktor mengapa banyak perempuan belum menikah.
Daerah dengan Perempuan Berstatus Menikah Banyak & Persentase Menikah Tertinggi
Selain melihat yang belum menikah, data juga menunjukkan daerah-daerah dengan proporsi perempuan lebih banyak.
- Kabupaten Kutai Barat mencatat persentase perempuan menikah sekitar 65,17 persen.
- Kabupaten Kutai Timur juga tinggi, yaitu sekitar 63,76 persen perempuan sudah menikah.
- Kabupaten Penajam Paser Utara, sebanyak 63,34 persen
Situasi Laki-Laki Belum Menikah di Kalimantan Timur Tahun 2024
Menurut data dari Susenas, Survei Sosial Ekonomi Nasional yang diolah dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 untuk Provinsi Kalimantan Timur, terdapat persentase penduduk laki-laki usia 10 tahun ke atas yang belum menikah.
Angka rata-rata provinsi untuk laki-laki “belum menikah” adalah sekitar 39,60 persen.
Ini berarti bahwa hampir 4 dari 10 laki-laki usia 10 tahun ke atas belum pernah menikah.
Baca juga: 5 Daerah dengan Janda Terbanyak di Kalimantan Timur Tahun 2024
Berikut lima kabupaten/kota di Kalimantan Timur yang memiliki persentase laki-laki belum menikah paling tinggi:
1. Kabupaten Mahakam Ulu (44,23 persen)
Mahakam Ulu mencatat proporsi laki-laki belum menikah tertinggi di Kaltim, yaitu sekitar 44,23 persen.
Hampir separuh laki-laki di wilayah ini belum menikah.
Kondisi ini bisa dipengaruhi oleh banyak faktor: usia penduduk yang masih muda, kondisi ekonomi atau pendidikan yang membuat orang memilih menikah lebih lambat, atau keterbatasan sarana administrasi dan akses ke layanan pencatatan pernikahan.
2. Kota Balikpapan (43,83 persen)
Balikpapan menduduki posisi kedua, dengan sekitar 43,83 persen laki-laki belum menikah.
Sebagai kota besar dengan mobilitas tinggi dan banyak pendatang untuk pekerjaan, angka single laki-laki bisa tinggi karena banyak yang datang bekerja dulu, belum menikah, atau memilih tinggal sendiri sebelum menikah.
Juga kemungkinan bahwa banyak laki-laki yang fokus ke pendidikan atau ekonomi terlebih dulu sebelum menikah.
3. Kabupaten Berau (41,12 persen)
Berau mencatat persentase laki-laki belum menikah sekitar 41,12 persen.
Meski tidak setinggi Mahakam Ulu atau Balikpapan, angka ini tetap signifikan.
Faktor geografis, ekonomi, dan akses ke layanan serta norma sosial bisa menjadi penyebab bahwa banyak laki-laki yang belum menikah hingga usia dewasa.
4. Kota Bontang (40,98 persen)
Di Bontang, persentase laki-laki belum menikah adalah sekitar 40,98 persen — hampir sama dengan Kabupaten Paser namun sedikit lebih tinggi.
Sebagai kota industri dan pelabuhan, mobilitas tinggi mungkin membuat banyak laki-laki pendatang yang belum membentuk rumah tangga, atau yang berkonsentrasi pada pekerjaan terlebih dulu.
5. Kabupaten Paser (40,25 persen)
Paser memiliki sekitar 40,25 persen laki-laki belum menikah.
Walau sedikit di bawah kota-kota besar tadi, angka ini juga menunjukkan bahwa hampir dua dari lima laki-laki belum menikah.
Di Paser, kombinasi faktor tradisional, pendidikan, keterbatasan akses administratif untuk menikah atau pencatatan, dan kondisi ekonomi mungkin mempengaruhi tren tersebut.
Daerah dengan Persentase Laki-Laki Menikah yang Tinggi
Sementara fokus utama kita adalah “belum menikah”, menarik juga melihat di mana laki-laki lebih banyak yang sudah menikah. Dari data yang sama:
- Kabupaten Penajam Paser Utara dengan persentase 59,88 persen
- Kabupaten Kutai Barat dengan persentase 59,14 persen.
Ini menunjukkan bahwa di beberapa daerah, proporsi laki-laki yang telah menikah sudah hampir tiga dari lima orang atau lebih dalam kelompok usia di atas 10 tahun.
Alasan Anak Muda Tunda Menikah
Berikut enam alasan utama mengapa banyak anak muda memutuskan untuk menunda pernikahan:
1 . Kesiapan finansial
Bernath (24), seorang karyawan swasta di Jakarta, menyebut kestabilan ekonomi sebagai fondasi utama.
Ia ingin memastikan bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga tanpa membebani orangtua.
“Bekalnya yang utama perekonomian yang stabil, cara mengatur keuangan dan menabung untuk masa depan,” katanya kepada Kompas.com, Rabu (23/7/2025).
2. Kesiapan menjadi kepala keluarga secara mental dan kepemimpinan
Bernath juga menekankan pentingnya kesiapan mental dan kepemimpinan sebelum menjadi suami dan ayah.
“Parenting terkait bagaimana kesiapan menjadi kepala keluarga yang baik, belajar untuk membangun dan menyatukan dua kepribadian yang berbeda nantinya harus benar-benar disiapkan,” jelasnya.
3. Komunikasi yang sehat dan kedewasaan emosional
Putri (24), seorang karyawan swasta, menilai kemampuan komunikasi dan penyelesaian konflik juga sangat penting dalam pernikahan.
“Selain kesiapan finansial, aku juga ingin membekali diri dengan pemahaman soal komunikasi yang sehat, manajemen konflik,” katanya kepada Kompas.com, Selasa (22/7/2025).
“Kemampuan untuk berbagi kehidupan bersama seseorang secara dewasa dan saling mendukung juga tidak kalah penting,” tambahnya.
4. Mengenal diri sendiri secara utuh
Desy (23), pekerja paruh waktu, memilih untuk memahami dirinya terlebih dahulu sebelum menikah.
“Pastinya kematangan diri, mulai dari mengenal diri sendiri seutuhnya supaya bisa tahu nilai, tujuan, dan harapan dari pernikahan nanti seperti apa,” ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (23/7/2025).
5. Kesiapan emosional dan komitmen bertumbuh bersama pasangan
Menurut Desy, pernikahan bukan sekadar cinta, tetapi tentang berbagi kehidupan jangka panjang dan tanggung jawab.
“Kesiapan emosional juga penting karena ketika menikah aku harus berbagi hidup dan bertanggung jawab juga dengan pasangan seumur hidup,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya menyamakan visi dan tanggung jawab rumah tangga.
6. Membekali diri dengan ilmu parenting
Baik Bernath maupun Desy sepakat bahwa ilmu parenting sangat penting untuk dipahami sejak sebelum menikah.
“Hal wajib yang perlu gue pelajari itu juga ilmu parenting. Aku lihat lingkungan sekitar banyak yang belum punya bekal itu tapi hanya ingin merasakan euforianya menikah, jadi aku enggak mau hal serupa terjadi sama aku,” kata Desy.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribuntoraja.com dengan judul 6 Alasan Anak Muda Tunda Menikah, Bukan Sekadar Takut Komitmen
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.