Berita

2 Daerah Catat Kasus Tertinggi HIV/AIDS di Kalimantan Timur 2024, Waspada Lonjakan

Angka kasus HIV/AIDS di Kalimantan Timur terus menunjukkan tren peningkatan.

Editor: Heriani AM
Copilot Microsoft
KASUS HIV/AIDS - Diolah dari Copilot AI. Angka kasus HIV/AIDS di Kalimantan Timur terus menunjukkan tren peningkatan. 

TRIBUNKALTIM.CO - Angka kasus HIV/AIDS di Kalimantan Timur terus menunjukkan tren peningkatan.

HIV/AIDS bukan hanya soal angka, tetapi juga soal kesadaran, edukasi, dan stigma.

Di Kalimantan Timur, ratusan kasus tercatat setiap tahun, namun diyakini jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi. Masih banyak yang belum terdeteksi atau bahkan tidak menyadari dirinya terinfeksi.

Dalam artikel ini, kami rangkum fakta-fakta penting tentang HIV/AIDS di Kaltim, termasuk data terbaru, penyebab lonjakan, hingga tantangan yang dihadapi pemerintah.

Tapi angka itu hanya sebagian dari kenyataan yang lebih luas, masih banyak penderita yang belum terdiagnosis, belum berobat, atau bahkan belum sadar dirinya terinfeksi.

Upaya pemerintah terus ditingkatkan, namun tantangan terbesar masih datang dari minimnya kesadaran dan kuatnya stigma di masyarakat.

Baca juga: 10 Daerah dengan Kasus Angka Penemuan TBC dan HIV/AIDS Tertinggi di Kalimantan Timur

HIV dan AIDS adalah dua istilah yang sering terdengar, namun banyak orang masih belum sepenuhnya memahami perbedaan dan keterkaitannya.

HIV, atau Human Immunodeficiency Virus, adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Ia bekerja secara perlahan, menginfeksi sel-sel yang seharusnya melindungi tubuh dari penyakit.

Seiring waktu, jika tidak diobati, virus ini melemahkan pertahanan tubuh hingga seseorang menjadi sangat rentan terhadap berbagai infeksi dan penyakit yang biasanya tidak berbahaya bagi orang sehat.

Ketika infeksi HIV mencapai tahap lanjut dan sistem kekebalan tubuh sudah sangat lemah, kondisi ini disebut AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome). 

Baca juga: Dinkes Kutim Gencarkan Sosialisasi di Puskesmas untuk Eliminasi HIV 2030

AIDS bukanlah penyakit yang muncul secara tiba-tiba, melainkan hasil dari infeksi HIV yang tidak dikendalikan.

Pada tahap ini, tubuh tidak lagi mampu melawan infeksi ringan sekalipun, dan penderita bisa mengalami berbagai komplikasi serius, seperti pneumonia, kanker tertentu, atau infeksi oportunistik lainnya.

Penularan HIV terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh yang mengandung virus, seperti darah, air mani, cairan vagina, atau ASI.

Hubungan seksual tanpa pengaman, penggunaan jarum suntik bersama, serta penularan dari ibu ke bayi saat kehamilan atau menyusui adalah beberapa cara umum virus ini menyebar.

Baca juga: Satpol PP PPU Kerja Sama dengan Dinkes dalam Pencegahan HIV/AIDS di Sepaku IKN

Meski terdengar menakutkan, HIV bukanlah akhir dari segalanya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved