Berita PPU Terkini
Upaya Cegah Stunting di PPU, Kolaborasi Pemerintah dan Dunia Usaha Dapat Apresiasi
Upaya pencegahan stunting di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), mendapat dorongan baru
Penulis: Nita Rahayu | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM - Upaya pencegahan stunting di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), mendapat dorongan baru melalui kolaborasi antara pemerintah, lembaga masyarakat, dan dunia usaha.
Salah satu bentuk dukungan datang dari PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT), yang baru-baru ini menerima penghargaan, atas partisipasinya dalam dua program pencegahan stunting, dan peningkatan kesejahteraan keluarga.
Penghargaan tersebut diberikan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalimantan Timur dan Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara.
Keduanya menilai, keterlibatan sektor swasta penting untuk memperluas jangkauan program, yang selama ini masih terkendala pada sumber daya, dan partisipasi masyarakat.
Fokus pada Pengasuhan dan Gizi Anak
BKKBN Kalimantan Timur memberikan apresiasi kepada PHKT, atas dukungannya terhadap Program Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA).
Program ini mendorong pengasuhan anak yang aman, sehat, dan berbasis komunitas, dengan tujuan membantu keluarga pekerja, menyediakan lingkungan tumbuh kembang anak yang optimal.
Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Timur, dr. Nurizky Permanajati, mengatakan tantangan utama dalam pengasuhan anak di wilayah kerja industri, adalah keterbatasan waktu orang tua.
“Banyak keluarga muda bekerja di sektor migas atau perkebunan, dan seringkali anak tidak mendapat pengasuhan yang cukup. Program seperti TAMASYA berperan mengisi celah itu,” ungkapnya Kamis (6/11/2025).
Sementara itu, penghargaan kedua diberikan oleh Pemkab Penajam Paser Utara untuk dukungan PHKT dalam Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting.
Inisiatif ini berfokus pada pendampingan gizi bagi keluarga, dengan anak berisiko stunting, serta edukasi pola makan sehat.
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten PPU, Dewi Yuliana, mengakui bahwa stunting masih menjadi persoalan serius di wilayahnya.
“Keterlibatan berbagai pihak, termasuk dunia usaha, sangat membantu. Tetapi upaya ini perlu dijaga kesinambungannya, karena stunting tidak bisa diselesaikan hanya dengan program jangka pendek,” ujarnya.
Tantangan Pencegahan Stunting
Meski berbagai inisiatif terus berjalan, angka stunting di sejumlah daerah di Kalimantan Timur masih tergolong tinggi.
Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2023, prevalensi stunting di provinsi ini mencapai lebih dari 20 persen, sedikit di atas target nasional yang ingin menurunkannya hingga 14 persen pada tahun 2024.
Kondisi ini menunjukkan masih perlunya penguatan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha. (*)
| Polsek Babulu Amankan 2 Pengedar Sabu, Diduga Kuat Terlibat Jaringan Lintas Desa |
|
|---|
| Antisipasi Penimbunan, Polres PPU Awasi Ketat Distribusi Pupuk Bersubsidi |
|
|---|
| ASN di PPU Wajib Gunakan Seragam Dinas di Lingkungan Kerja Masing-masing |
|
|---|
| Cegah Malaria dan DBD, Ribuan Kelambu Dibagikan di PPU Saat Car Free Day |
|
|---|
| Pemprov Kaltim Evaluasi Raperda Perubahan APBD PPU 2025, Ini Respons Sekda Tohar |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20251106_pencegahan-stunting-di-PPU.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.