Berita Penajam Terkini

PPU Alami Deflasi 0,48 Persen, Harga Ikan dan Sayuran Turun di Tengah Musim Panen

Kabupaten PPU alami deflasi 0,48% pada Oktober 2025, dipicu turunnya harga ikan dan komoditas hortikultura

Penulis: Ardiana | Editor: Amelia Mutia Rachmah
TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
DEFLASI PENAJAM - Ilustrasi sejumlah pedagang ikan di Pasar Klandasan, Balikpapan Rabu (13/08/2025). Kabupaten PPU alami deflasi 0,48% pada Oktober 2025, dipicu turunnya harga ikan dan komoditas hortikultura. (TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO) 
Ringkasan Berita:
  • Deflasi PPU Oktober 2025 sebesar 0,48 persen dipicu turunnya harga ikan dan komoditas hortikultura.
  • Inflasi tahunan PPU tercatat 2,47 % , lebih rendah dari nasional namun lebih tinggi dari rata-rata Kaltim.
  • Komoditas penyumbang inflasi tertinggi termasuk nasi dengan lauk, emas, ayam ras, dan produk rokok.

 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Indeks Harga Konsumen (IHK) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) pada Oktober 2025 mencatat deflasi sebesar 0,48 persen secara bulanan (month-to-month/mtm), menandai penurunan harga sejumlah komoditas utama di wilayah tersebut. 

Sementara itu, inflasi kumulatif Januari–Oktober 2025 tercatat sebesar 1,52 persen (year-to-date/ytd), dan secara tahunan (year-on-year/yoy) mencapai 2,47 persen.

Angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang tercatat sebesar 2,86 persen (yoy). Namun lebih tinggi dari gabungan empat Kota di Provinsi Kalimantan Timur yang tercatat inflasi 1,94 persen (yoy).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Robi Ariadi mengatakan, penyumbang terbesar deflasi Kabupaten PPU bersumber dari kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil deflasi sebesar 0,68 persen (mtm).

Ia juga mengatakan, terdapat lima penyumbang deflasi tertinggi berdasarkan komoditasnya, yaitu ikan tongkol, ikan layang, tomat, cabai rawit , dan bawang merah.

Baca juga: Bupati Paser Tinjau Mal Pelayanan Publik, Dorong Pemanfaatan Rooftop untuk Kenyamanan Publik

Ikan tongkol dan ikan layang mengalami penurunan harga karena pasokan yang meningkat. Sejalan dengan meningkatnya hasil tangkapan nelayan.

Sedangkan tomat, cabai rawit dan bawang merah mengalami penurunan harga dipicu oleh musim panen di daerah sentra produksi.

"Seperti daerah Sulawesi dan Jawa pada pertengahan Oktober 2025, sehingga stoknya melimpah," jelasnya, Jumat (7/11/2025).

Selanjutnya, lima komoditas yang menjadi penyumbang Inflasi tertinggi di PPU, diantaranya, nasi dengan lauk, emas perhiasan, daging ayam ras, sigaret kretek mesin (SKM), dan sigaret kretek tangan (SKT).

Ia membeberkan, nasi dengan lauk mengalami kenaikan harga disebabkan oleh meningkatnya harga lauk pauk, sayuran dan protein hewani yang mengikuti kenaikan harga bahan baku lauk tersebut.

"Emas perhiasan meningkat seiring dengan masih terus berlanjutnya peningkatan permintaan, di tengah tren kenaikan harga emas dunia yang terus berlanjut," ungkapnya.

Di samping itu, kenaikan harga daging ayam ras didorong oleh kenaikan biaya input produksi baik pakan maupun bibit.

Sedangkan sigaret kretek mesin dan sigaret kretek tangan mengalami kenaikan harga yang dipengaruhi oleh masih berlanjutnya transmisi cukai hasil tembakau (CHT).

"Juga kenaikan harga jual eceran (HJE) komoditas rokok pada awal tahun 2025," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved