Jerat Model Pakaian Ketat

Unmul Respons Kasus Penipuan Berkedok Model yang Sasar Mahasiswi

Universitas Mulawarman memastikan belum ada laporan soal penipuan berkedok model busana.

|
TRIBUNKALTIM.CO/RAYNALDI PASKALIS
PENIPUAN MODEL BUSANA - Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unmul, Prof Moh Bahzar, saat ditemui diruangan kerjanya di Gedung Rektorat Universitas Mulawarman. Universitas Mulawarman (Unmul) akhirnya angkat suara terkait kasus penipuan berkedok tawaran kerja sebagai model busana yang tengah ramai diperbincangkan dan diduga menyasar sejumlah mahasiswi di Kalimantan Timur. (TRIBUNKALTIM.CO/RAYNALDI PASKALIS) 
Ringkasan Berita:
  • Unmul pastikan belum menerima laporan kasus penipuan berkedok model busana yang menyasar mahasiswi.
  • Kampus memiliki Satgas PPKS dan layanan konseling untuk perlindungan mahasiswa.
  • Unmul imbau mahasiswa lebih waspada terhadap tawaran kerja mencurigakan di dunia digital.

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA – Universitas Mulawarman (Unmul) akhirnya angkat suara terkait kasus penipuan berkedok tawaran kerja sebagai model busana yang tengah ramai diperbincangkan dan diduga menyasar sejumlah mahasiswi di Kalimantan Timur.

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unmul, Prof Moh Bahzar, memastikan bahwa hingga kini pihak kampus belum menerima laporan resmi dari mahasiswa terkait kasus tersebut.

“Sampai saat ini belum ada laporan masuk ke kami,” ujarnya kepada Tribunkaltim.co, Rabu (12/11/2025).

Kasus ini sebelumnya diungkap oleh Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kalimantan Timur, yang kini tengah mendampingi puluhan korban.

Baca juga: Polda Kaltim Belum Terima Laporan Kasus Eksploitasi Digital Berkedok Tawaran Model

Para korban diimingi menjadi model promosi desa wisata dengan bayaran puluhan juta rupiah, namun kemudian diminta mengirim foto pribadi dengan pakaian ketat sambil berhijab.

Prof Bahzar menegaskan, pihak kampus selalu berupaya membangun kesadaran dan etika mahasiswa agar tidak mudah terpengaruh oleh tawaran mencurigakan di luar lingkungan akademik.

Ia menjelaskan, sejak semester awal mahasiswa Unmul telah dibekali pendidikan moral, etika, dan norma sosial melalui berbagai mata kuliah, salah satunya Pendidikan Pancasila.

Selain itu, kampus juga memiliki layanan konseling dan Satgas PPKS (Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual) yang bekerja sama dengan Fakultas Hukum untuk memberikan pendampingan hukum kepada mahasiswa yang membutuhkan.

Baca juga: Jebakan Modeling Berbayar Mahal, Puluhan Mahasiswi di Kaltim Diduga jadi Korban Eksploitasi Foto

“Kita ada Satgas PPKS yang berhubungan langsung dengan Fakultas Hukum, jadi perlindungan hukum terhadap mahasiswa, kami sudah punya sendiri,” terangnya.

Sebagai langkah pencegahan, Unmul secara rutin menggelar seminar dan sosialisasi tentang perlindungan perempuan serta dampak negatif digitalisasi, termasuk modus penipuan yang menyasar mahasiswa.

Dosen pembimbing akademik juga disebut memiliki peran penting dalam memantau perkembangan dan kesejahteraan mahasiswa, serta menjadi tempat pertama untuk berkonsultasi jika ada permasalahan yang mengkhawatirkan.

Prof Bahzar menambahkan, bagi mahasiswa yang tertarik dengan dunia modeling, kampus sudah menyediakan wadah resmi yang aman dan terverifikasi, seperti ajang Putra Putri Kampus.

Baca juga: Korban Eksploitasi Anak yang Ditangani UPTD PPA Balikpapan Berangsur Pulih

“Biasanya yang Putra Putri Kampus ada penawaran dari Wardah, tapi pasti melalui kemahasiswaan dulu baru kita informasikan kepada mahasiswa,” ungkapnya.

Ia pun mengingatkan agar mahasiswa lebih selektif dan berhati-hati terhadap tawaran kerja di dunia digital, terutama yang menjanjikan bayaran tinggi namun tidak memiliki kejelasan.

“Mahasiswa harus waspada, jangan hanya melihat uang langsung tergiur, jaga iman dan takwa,” pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved