Berita Paser Terkini
Puncak Sakral Melas Taon Diwarnai Prosesi Tambak Pulut, DPRD Paser Komitmen Jaga Warisan Leluhur
Ritual sakral Melas Taon Paser ditutup Tambak Pulut. DPRD Paser hadir, komitmen jaga identitas budaya dari gempuran era digital.
Penulis: Syaifullah Ibrahim | Editor: Amelia Mutia Rachmah
Ringkasan Berita:
- Rangkaian tradisi Melas Taon Paser mencapai puncak sakral dengan prosesi Tambak Pulut.
- Ketua DPRD Paser, Hendra Wahyudi, hadir dan menegaskan dukungan penuh dewan terhadap Melas Taon sebagai identitas dan benteng budaya Paser dari arus digital.
- DPRD Paser berharap tradisi ini semakin besar, meriah, dan inklusif di tahun mendatang, melibatkan seluruh unsur budaya daerah untuk memperkuat jati diri lokal.
TRIBUNKALTIM.CO, TANA PASER - Prosesi adat Tambak Pulut menjadi puncak rangkaian kegiatan Melas Taon yang berlangsung sejak 13 hingga 17 November 2025 di Gentung Temiang, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser.
Pada penutup tradisi tahunan masyarakat Paser ini, juga hadir Ketua DPRD Kabupaten Paser, Hendra Wahyudi beserta anggota DPRD lainnya yang menjadi wujud dukungan terhadap pelestarian adat dan budaya lokal.
DPRD Paser akan terus mendukung dan memberikan ruang terhadap setiap kegiatan yang berkaitan dengan budaya lokal.
"Kami dari DPRD Paser mengapresiasi seluruh pihak yang menjaga keberlangsungan Melas Taon. Tradisi ini bukan hanya seremoni, tetapi menjadi bagian penting dari identitas masyarakat Paser," terang Hendra, Selasa (18/11/2025).
Rangkaian kegiatan Melas Taon dianggap menjadi bukti bahwa tradisi lokal, tidak pernah hilang di tengah perkembangan zaman yang begitu masif.
Baca juga: Melas Taon Berakhir, Pemkab Paser Serukan Pelestarian Bahasa Ibu Sejak Dini
"Era digital seperti sekarang, masyarakat mudah tergerus arus budaya luar. Namun Melas Taon membuktikan bahwa adat kita tetap hidup dan memiliki tempat tersendiri yang menjadi bukti bahwa masyarakat Paser masih memegang erat nilai-nilai nenek moyang," tambahnya.
Menurutnya, Melas Taon bukan hanya sekedar ritual adat, namun juga menjadi proses pembinaan mental, spiritual, dan sosial yang mampu memperkuat kebersamaan.
Hendra beranggapan, tradisi tahunan ini memberikan ruang bagi masyarakat untuk berkumpul, menurunkan nilai-nilai kearifan lokal dan mempererat tali silaturahmi.
"Dampaknya tentu tidak hanya dirasakan secara budaya, tetapi juga secara sosial dan kemasyarakatan," tegasnya.
Untuk itu, Ia berharap pelaksanaan Melas Taon di tahun-tahun mendatang dapat terus berkembang dengan melibatkan lebih banyak elemen budaya yang ada di Kabupaten Paser.
Baca juga: Kunjungi Bappenas RI, Pemkab Paser Dorong Pemanfaatan DTSEN untuk Percepatan Pembangunan
"Harapan kami, Melas Taon tahun depan dan seterusnya bisa lebih besar, lebih meriah, dan makin inklusif. Kita ingin semua unsur budaya di Paser merasa menjadi bagian dari tradisi ini. Semakin banyak yang terlibat, semakin kuat pula jati diri daerah kita," pungkasnya.
Sekedar diketahui, Melas Taon merupakan ritual adat masyarakat Paser untuk membersihkan lingkungan serta menjernihkan waktu hari, bulan, hingga tahun dari pengaruh buruk.
Puncaknya prosesi Tambak Pulut, tradisi tolak bala dan pembersihan energi negatif dengan menggunakan media ketan lima warna. (*)
| Melas Taon Berakhir, Pemkab Paser Serukan Pelestarian Bahasa Ibu Sejak Dini |
|
|---|
| Kunjungi Bappenas RI, Pemkab Paser Dorong Pemanfaatan DTSEN untuk Percepatan Pembangunan |
|
|---|
| Satpolairud Polres Paser Gelar Donor Darah, 39 Kantong Darah Terkumpul |
|
|---|
| DPRD Paser Apresiasi Operasi Zebra Mahakam 2025, Dorong Budaya Tertib Lalu Lintas |
|
|---|
| Wabup Paser Optimis Serapan Anggaran 2025 Tembus 100 Persen hingga Akhir Tahun |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20251118_Ketua-DPRD-Paser-Hendra-Wahyudi.jpg)