Rakerda Gerindra Kaltim

Bupati Kukar Aulia Basri Gabung Gerindra Kaltim, Pengamat: Butuh Partai Berkuasa Selaraskan Program

Kepindahan Aulia Basri dan Madri Pani ke Gerindra Kaltim memunculkan dinamika baru, ditambah analisis politik soal arah komunikasi kekuasaan

TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY
SELARASKAN PROGRAM - Pengamat politik yang juga akademisi dari Universitas Mulawarman (Unmul), Saipul Bahtiar. Kepindahan Aulia Basri dan Madri Pani ke Gerindra Kaltim memunculkan dinamika baru, ditambah analisis politik soal arah komunikasi kekuasaan pusat–daerah. (TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY) 

Ringkasan Berita:
  • Aulia Basri dan Madri Pani resmi bergabung ke Gerindra Kaltim, menjadi sorotan politik daerah.
  • Pengamat menilai perpindahan ini berkaitan dengan kebutuhan komunikasi politik pusat–daerah.
  • Langkah ini dinilai strategis menghadapi kondisi fiskal daerah dan kontestasi Pilkada mendatang.

 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Gerindra Kaltim dan perpindahan tokoh politik menjadi perbincangan usai Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Aulia Basri Rahman, resmi berlabuh ke Partai Gerindra

Tidak hanya Aulia, mantan Ketua DPRD Berau periode 2019–2024, Madri Pani, juga bergabung ke Gerindra Kaltim.

Bahkan Bupati Penajam Paser Utara (PPU), Mudyat Noor, turut hadir dalam agenda penting tersebut meski telah ditegaskan hanya sebagai undangan.

Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Partai Gerindra Kaltim pada Minggu (23/11/2025) memunculkan arahan penting dari Ketua Umum sekaligus Presiden ke-8 RI, Prabowo Sunianto yang menekankan terkait arah komunikasi politik antara pemerintah daerah dan pusat.

Melihat konteks pemerintahan saat ini, kebutuhan menyelaraskan program merupakan sebagai salah satu faktor penting dalam mempercepat pembangunan di daerah.

Baca juga: Madri Pani Pindah ke Gerindra, Sebut Ingin Dalami Ilmu Politik

Pengamat politik yang juga akademisi dari Universitas Mulawarman (Unmul), Saipul Bahtiar menilai bahwa dinamika politik nasional dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir menunjukkan keselarasan kebijakan lintas pemerintahan hingga ke daerah.

Praktik politik modern tidak lagi sepenuhnya ditentukan garis ideologi partai, tetapi efektivitas koordinasi antara pejabat publik dan pusat kekuasaan.

“Perpindahan ke partai penguasa tentu memiliki keuntungan dari segi dukungan anggaran hingga programnya, di kabupaten tentu bisa diamankan, khususnya janji kampanye-nya, yang notabene membutuhkan dukungan partai berkuasa, dalam segi anggaran dan komunikasi politik jadi linear ini antara Gubernur dan Wakil Gubernur,” jelasnya, Minggu (23/11/2025) malam.

Tentu dari sisi dalam pemerintahan, hal ini menguntungkan Aulia Basri dengan bergabung ke Partai Gerindra.

Meski, dalam Pilkada 2024 lalu ia diusung oleh PDI Perjuangan bersama Rendy Solihin.

Baca juga: Aulia Rahman Basri dan Madri Pani Gabung Gerindra Kaltim, Seno Aji: Selamat Datang!

Tetapi, terpenting memang dalam kondisi fiskal yang hampir ‘sekarat’, saat ini dibutuhkan komunikasi intens dengan partai berkuasa sebagai salah satu cara dalam merealisasi janji kampanye.

Saipul menduga, langkah Prabowo dengan mengamankan fiskal secara nasional, kini mulai berdampak pada situasi politik terkini.

“Kalau dari sisi kepentingan politik itu berdampak, karena kini menggunakan jalan masing–masing. Baik Aulia dan Rendy Solihin. Kemungkinan besarnya akan menjadi rival juga di Pilkada mendatang. Tapi satu hal lain, Bupati harus punya banyak cara sehingga APBD tidak hanya membiayai kewajiban saja, tetapi janji-janji kampanye yang mesti dituntaskan, salah satunya merapat ke Gerindra sebagai partai berkuasa secara nasional dan provinsi sekarang, ini juga yang dilakukan Mudyat Noor, hadir di Rakerda Gerindra,” bebernya.

Fenomena lain, terkait Madri Pani diungkapkan Saipul sudah tepat bagi Gerindra Kaltim menggandeng mantan Ketua DPC NasDem berau ini.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved