Kisah Pemuda Putus Sekolah yang Memilih Mengais Rezeki di Bandara

Satrio (20) adalah salah seorang karyawan di bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan (SAMS) Balikpapan.

Editor: Amalia Husnul A
TRIBUN KALTIM/FACHMI RACHMAN
Ilustrasi kesibukan di terminal keberangkatan, Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur saat terjadi letusan Gunung Raung lalu. 

Laporan wartawan tribunkaltim.co, Muhammad Afridho Septian

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Satrio (20) adalah salah seorang karyawan di bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan (SAMS) Balikpapan. Tugasnya sehari-hari adalah mengantarkan troli yang sudah tidak digunakan lagi kembali ke gerbang keberangkatan atau gerbang kedatangan.

Trolleyman, begitu sebutannya. Pekerjaan sebagai trolleyman dilakoninya sejak 3 bulan lalu.

BACA JUGA: Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan Terbaik ke-16 Dunia

Ia mengatakan bahwa sampai Saat ini ia belum juga dikontrak oleh perusahaan tempatnya bekerja yakni Multi Clean Services Indonesia.

“Tiga bulan pertama kemarin gajinya Rp 2,2 juta. Tapi karena sudah lewat tiga bulan, mulai bulan ini bakal dikasih 2,5 juta,” tuturnya kepada tribunkaltim.co.

BACA JUGA: Status Siaga Satu, Security Check Point Didirikan di Pintu Masuk Bandara SAMS

Pekerjaan sebagai trolleyman atau pengantar troli di Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan ini dibagi menjadi 3 shift di gerbang kedatangan dan 2 shift di gerbang keberangkatan. Masing-masing shift berdurasi 8 jam. Total pekerja per shift adalah 7 hingga 8 orang.

Shift pagi masuk pukul 07.00 dan shift malam masuk pukul 15.00. “Lalu ada yang namanya middle shift. Itu masuknya pukul 18.00 sampai pesawat terakhir. Pernah ada pesawat terakhir yang delay, itu nunggu sampai hampir jam 2 malam,” ujarnya.

BACA JUGA: Terhitung Desember, Lion Air Pecat 5 Porter

Ia mengatakan bahwa ketika lembur pihak Angkasa Pura selaku manajemen bandara selalu memberi bonus yang dihitung per jam. “Pekerjaan sehari-hari ya gini. Standby. Nunggu ada troli yang tidak terpakai nanti kita kumpulkan terus kita bawa ke dalam,” jelasnya saat ditemui tribunkaltim.co di gerbang kedatangan bandara.

Ketika ditanya berapa banyak ia membawa troli, ia menjelaskan bahwa ia dapat membawa ratusan troli yang dalam satu shift yang berdurasi 8 jam. “Wah banyak banget. Gak sempat ngitung juga sih. Tapi, ratusan jumlahnya,” terangnya.

BACA JUGA: Sidak Gabungan, Petugas Pergoki Karyawan Bagasi Bandara Bawa Jam Tangan

Satrio lahir di Malang, Jawa Timur, namun tumbuh besar di Balikpapan bersama ibunya saja. Ia sudah putus sekolah sejak kelas 2 SMA.

Ia pertama kali bekerja sebagai trolleyman karena diajak oleh pamannya yang kini sudah menjadi ketua tim trolleyman(*)

dan Klik Saja Follow @tribunkaltim serta Tonton Video Youtube TribunKaltim

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved