Munaslub Partai Golkar
Busyet, Pengurus DPD Dijanjikan 10.000 Dollar Singapura oleh Bakal Calon Ketum
Nurdin belum mau mengungkapkan identitas pengurus DPD II ataupun calon ketua umum yang dimaksud.
TRIBUNKALTIM.CO -- Isu tak sedap berhembus jelang pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golongan Karya (Golkar).
Salah satu politisi Golkar Nurdin Halid mengaku mendapatkan laporan dari salah seorang pengurus DPD II mengenai politik uang jelang pemilihan ketua umum dalam Munas.
Menurut Ketua DPP Golkar hasil Munas Riau itu, pengurus DPD II tersebut mengaku akan diberi 10.000 dollar Singapura atau sekitar Rp 950 juta jika memberikan surat dukungan kepada seorang bakal calon.
"Pengakuan DPD II, dia dijanjikan 10.000 dollar Singapura untuk memberi surat dukungan," kata Nurdin saat dihubungi, Kamis (18/2/2016).
BACA JUGA: Kata Akbar Tandjung, Akhir Maret 2016 Waktu yang Pas untuk Munas Golkar
Nurdin belum mau mengungkapkan identitas pengurus DPD II ataupun calon ketua umum yang dimaksud.
Sebab, saat ini belum ada bukti kuat atas pengakuan itu.
Namun, menurut Nurdin, pengurus DPD II itu akan segera menyerahkan bukti kepadanya.
"Setelah ada bukti, akan saya buka," ucap Plt Ketua DPD I Sumatera Utara ini.
Dugaan politik uang ini membuat para Ketua DPD I berkumpul di kediaman Nurdin, Rabu malam.
Dalam pertemuan itu, lahir sejumlah kesepakatan.
Pertama, para calon ketua umum dipersilakan melaksanakan silaturahim atau penyampaian visi misinya kepada DPD II Golkar se-Indonesia, tetapi harus di bawah kendali dan koordinasi DPD I Golkar.
Kedua, DPD I dan II Golkar se-Indonesia, dalam menerima caketum, harus didasarkan kepada sikap kebersamaan, bukan atas dasar transaksional.
Ketiga, DPD I dan II Golkar dalam menerima sosialisasi dari caketum tidak dibenarkan membuat atau memberikan surat dukungan.
Keempat, DPD I Golkar diberikan kewenangan penuh untuk mengendalikan, mengoordinasikan, dan mengatur DPD II Golkar daerahnya.