Penutupan Lokalisasi
Penghuni Lokalisasi Ditawari Jadi Transmigran
Namun, lanjut Ridwan, jika baru mencari suami di sana (Berau), itu menjadi masalah baru.
Penulis: Siti Zubaidah | Editor: Amalia Husnul A
TRIBUNKALTIM.CO - Pemerintah Kota Samarinda masih mempelajari tawaran Pemkab Berau yang siap menerima penghuni lokalisasi untuk dijadikan transmigran lokal di Berau.
"Insya Allah, penutupan lokalisasi tetap dilaksanakan 1 Juni besok. Persiapannya sudah 80 persen, kemarin saya sudah lihat di lokasi, tenda sudah didirikan. Persiapan kedatangan Menteri juga sudah dilakukan. Sejumlah tokoh masyarakat juga diundang untuk membantu sosialisasi," kata HM Ridwan Tassa, Asisten III Bagian Kesejahteraan Masyarakat Pemkot Samarinda.
Tawaran dari Pemkab Berau ini menjadi alternatif untuk penanganan PSK pasca penutupan lokalisasi serentak di Kaltim.
BACA JUGA: Wakil Wali Kota yang Baru Dilantik Siap Jalankan Tugas Pertama, Kawal Penutupan Lokalisasi
"Ada tawaran dari Pemkab Berau, bagi pekerja yang tidak dipulangkan bisa dijadikan transmigran lokal. Lahannya akan disiapkan Pemkab Berau. Hanya saja memang ini masih ditindaklanjuti, kalau wanita tuna susila ini memiliki suami tidak apa, mereka bisa mendampingi suaminya," kata Ridwan.
Namun, lanjut Ridwan, jika baru mencari suami di sana (Berau), itu menjadi masalah baru.
"Kami khawatir kalau para PSK nanti memanggil teman-temannya, dan membentuk tempat prostitusi baru. Saya kita ini perlu dipikirkan, walaupun Wakil Bupati Berau kemarin menawarkan itu bisa menjadi alternatif, dari pemberdayaan para PSK untuk bisa lebih baik menyambung hidupnya," ujarnya.
BACA JUGA: Jelang Penutupan Lokalisasi, Polisi Siaga Antisipasi Prostitusi Online
Ridwan menjelaskan, hingga saat ini data PSK belum valid secara keseluruhan dari tiga lokalisasi yang ada di Samarinda.
"Kami sudah memberikan informasi kepada pemprov bahwa pemulangan akan dikoordinasikan, karena dan didanai oleh pusat dan pemprov. Setelah itu akan dipulangkan secara serempak," ungkapnya.
Bagi PSK yang tidak dipulangkan nantinya akan mendapat pelatihan keterampilan di Badan Latihan Kerja Industri (BLKI) Samarinda. Selain mengikuti kegiatan di BLKI, para PSK juga harus mengikuti pelatihan pembuatan kue dan menjahit.
Banyaknya PSK ini beralasan karena faktor ekonomi, selain masalah rumah tangga.
BACA JUGA: Kisah Pilu Transmigran dari Jawa yang Dianggap Perambah Hutan, Padahal. . .
"Saya belum tahu pasti berapa jumlahnya. Tapi nantinya juga mendapat dukungan dari PKK Kota Samarinda, dan itu kami pantau terus agar bisa lepas dari dunia prostitusi," ujar Ridwan.
Belum rampungnya data para penghuni lokalisasi menjadi kendala bagi Pemkot Samarinda. Ia memastikan jika verifikasi bakal diselesaikan oleh tim terpadu yang telah dibentuk Pemprov Kaltim.
"Untuk jumlah pekerjanya 533 berkurang atau bertambah belum dirampung semua," katanya. (*)
***