Berita Pemkab Penajam Paser Utara

Hati-Hati Dengan Model Keberagamaan Yang Baru

Lalu Islam menutup kekurangannya, membimbing, menyempurnakan kemuliaan tersebut. Sesuatu yang menyempurnakan tentu saja lebih sempurna

HO
Wabup Mustaqim MZ saat menyerahkan piala kepada para pemenang dalam pawai taaruf menyambut Ramadhan di Kecamatan Sepaku 

Oleh : Hizqil Ahmad Dayan, S.HI 
(Sekretaris Kelurahan Waru)

TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM - Jika mau jujur, pemahaman dan keyakinan yang ekstrem ini telah banyak dirasakan akibat buruknya, baik oleh masyarakat setempat ataupun bahkan bagi kelompok yang mendakwahkannya.

Masyarakat menjadi resah sebab tradisi yang selama ini menyatukan keberagaman mereka, justru dikecam.

Masyarakat menjadi resah sebab kearifan lokal yang selama ini menjadi sarana apik syiar Islam, justru dihilangkan.

baca juga

Sedangkan efek negatif bagi yang mendakwahkan pemahaman ekstrem inipun, disadari atau tidak, menjadi terisolir dari lingkungan di mana ia tinggal. Seakan-akan keberadaan mereka seperti tidak adanya mereka, wujuduhum ka `adamihim.

Akibat lain dari munculnya pemahaman agama ekstrem ini adalah pengutamaan ritual syari'at lahiriyah akan tetapi mengesampingkan hubungan hati yang baik antara sesama saudara muslim. 

Hubungan silaturrahmi dan jalinan persaudaraan menjadi tipis, meski ibadah syari'at tampak intens.

baca juga

Efek lainnya adalah  akibat lain bahkan dapat menciptakan teror-teror meresahkan bagi masyarakat di sekitarnya, tanpa merasa bersalah sedikitpun. Inikah suasana masyarakat Islami yang diharapkan Rasulullah SAW ? ....

Masyarakat tentu masih ingat dan dapat membedakan suasana masjid tempo dulu yang sarat dengan tradisi lokal berjiwa Islami, dengan suasana masjid masa kini yang telah berkurang tradisi islaminya. Ramadhan zaman dahulu dengan Ramadhan zaman sekarang, lebaran di masa kecil kita dengan lebaran di masa kita sekarang ini. 

Misi rahmatan lil `alamin diharapkan menjadi jiwa bagi setiap kearifan dan tradisi lokal yang telah ada. Tradisi masyarakat apapun dan dari manapun jika terjiwai nilai-nilai dan ajaran-ajaran Islam tentu akan menghasilkan keadaan masyarakat yang damai dan selamat dari perpecahan.

baca juga

Tradisi lokal yang tidak mutlak hilang menjadikan masyarakat setempat merasa dihormati eksistensinya. Mereka merasa dihargai ketika tradisi mereka tidak dihilangkan dari mereka.

Dan dengan jiwa nilai islami, maka tradisi tersebut menjadi lebih mulia. Bukankah diutusnya Rasulullah SAW untuk menyempurnakan akhlak (makarimal akhlaq)? Termasuk di dalam makaarimal akhlaq adalah kearifan lokal atau tradisi kemasyarakatan yang dinilai mulia di sisi Islam.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved