Ditanya Proyek Alat Ukur Udara, Mantan Kepala BLH Mengaku Sedang Sakit
Data yang disampaikan menyebutkan terkait pengadaan alat ukur kualitas Udara di Badan Lingkungan Hidup Kota Samarinda dilaporkan ada kelebihan harga
Laporan Wartawan Tribun Kaltim Budhi Hartono
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Mantan Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Samarinda, Endang Liansyah mengaku sedang sakit.
Saat dikonfirmasi Tribun, ia enggan menjelaskan proyek pengadaan sejumlah barang saat ia masih menjabat Kepala BLH Kota Samarinda. Proyek pengadaan barang tersebut antara lain alat pengukur kualitas udara alat portable kualitas air.
"Saya sedang sakit sekarang," jawab Endang, saat dikonfirmasi Tribun, Minggu (7/8/2016). Ia langsung mematikan ponselnya. Dihubungi kembali melalui nomor ponsel yang sama, tidak menjawabnya.
Sebelumnya, Kejaksaan Negeri (Kejari) Samarinda, menerima laporan LSM.
Data yang disampaikan menyebutkan terkait pengadaan alat ukur kualitas Udara di Badan Lingkungan Hidup Kota Samarinda dilaporkan ada kelebihan harga pembelian.
BACA JUGA:Sadis, Pelaku Pencabulan Bocah Tinggalkan Korban dalam Keadaan Terluka dan Kehujanan
Pengadaan tersebut antara lain, alat ukur kualitas udara, senilai Rp 375,9 juta.
Terinci untuk satu unit alat ukur kualitas udara, pajak PPN dan PPH, Biaya Pengiriman, Biaya Pelatihan, Biaya Purna Jual (garansi) termasuk didalamnya biaya karantina di bandara (karena alat ukur dimaksud mengandung bahan Radioaktif).
Untuk pengadaan alat ukur kualitas air portable terinci, alat ukur yakni 2 unit water quality meter, TSS Portabel Meters, 1 unit Portabel pH Meter dan 1 unit Vertical Water Sampler 2,2 L, PPN dan PPH, Biaya Pengiriman, Biaya Pelatihan, Biaya Purna Jual.
"Disebutkan ada kelebihan. Tapi kami belum melangkah. Masih mempelajari dulu. Jadi belum mengumpulkan data dan lainnya," ucap Muis, di ruang kerjanya, di Kantor Kejari Samarinda, Jalan M Yamin, Jumat (29/7/2016) pekan lalu. (*)
***
