Pilgub DKI Jakarta
Tak Diminati Parpol hingga Akhirnya Gagal jadi Cagub, Inilah Pesan Terakhir Yusril
"Politik bukanlah sebuah permainan kekuasaan dengan menonjolkan kepentingan sesaat, tetapi sebuah pengabdian yang tulus kepada rakyat,
TRIBUNKALTIM.CO - Keputusan yang telah diambil oleh partai-partai non pendukung petahana pada Jumat (23/9/2016), mungkin telah membuat rasa puas pada sebagian warga masyarakat, namun bisa pula menimbulkan rasa kecewa pada sebagian lainnya.
Namun apa pun juga perasaannya, itulah realitas politik yang kita hadapi.
Hal itu dikatakan oleh Yusril Ihza Mahendra yang merupakan bakal calon Gubernur DKI Jakarta.
"Karena itu, saya ucapkan selamat kepada pasangan Agus dan Sylviana dari 'Koalisi Cikeas' dan pasangan yang hari ini juga namanya akan diumumkan oleh Koalisi Gerindra dan PKS untuk bertarung dalam memenangkan Pilkada DKI Jakarta 2017," kata Yusril melalui pesan singkatnya, Jumat (23/9/2016).
BACA JUGA: Empat Partai di Koalisi Cikeas Sepakat Usung Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni
Yusril pun mengucapkan ribuan terima kasih kepada warga masyarakat, terutama dari lapisan bawah yang telah memberikan dukungan kepada dirinya.
Terima kasih juga ia sampaikan kepada para ulama, habib, ustaz dan muballigh yang telah berusaha keras membantu dirinya.
"Juga kepada para relawan, politisi, aktivis, wartawan, tokoh-tokoh LSM dan semua kalangan yang dengan tulus ikhlas membantu saya dalam proses pencalonan Gubernur DKI Jakarta yang lalu. Bahwa upaya ini tidak berhasil, semuanya saya serahkan kepada kehendak Allah Yang Maha Kuasa. Saya dan keluarga serta teman-teman seperjuangan tetap sabar dan tabah menghadapinya," tuturnya.
BACA JUGA: Agus Yudhoyono Diusung jadi Cagub, Ruhut: Dia Bukan Kader Demokrat, Aku Tetap Ahok!
Yusril menuturkan, perjuangan dalam membangun demokrasi, menegakkan hukum dan keadilan, serta membangun ekonomi kerakyatan yang berkeadilan serta menegakkan kedaulatan rakyat dan martabat bangsa dan negara masih jauh dan masih panjang.
Menurutnya, kita tetap harus sabar dalam berjuang, dengan mengorbankan apa saja yang perlu dikorbankan.
"Politik bukanlah sebuah permainan kekuasaan dengan menonjolkan kepentingan sesaat, tetapi sebuah pengabdian yang tulus kepada rakyat, bangsa dan negara untuk memajukannya," ujarnya.
"Sekali lagi saya ucapkan terima kasih atas segala bantuan, pengorbanan dan dukungan yang datang dari begitu banyak orang dalam proses pencalonan gubernur DKI Jakarta ini. Saya mohon maaf pula, jika saya telah mengecewakan para pendukung karena ketidakberhasilan saya maju sebagai calon. Saya memetik hikmah dan sekaligus introspeksi atas semua yang terjadi," tandasnya.