Wow, Menyusuri Mahakam dari Atas Kapal Ibu-ibu Iwapi Ini Merasakan Seperti di Luar Negeri
Menyusuri sungai Mahakam dengan kapal wisata, puluhan ibu yang tergabung dalam Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) Kaltimini tampak terperangah
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Menyusuri sungai Mahakam dengan kapal wisata, puluhan ibu yang tergabung dalam Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) Kalimantan Timur tampak terperangah.
Mereka merasakan seolah sedang berada di sebuah sungai di luar negeri. Tak menyangka bahwa pemandangan di sepanjang sungai yang membelah kota Samarinda ini begitu memesona.
"Wow, ternyata luar biasa. Eksotis sekali," kata Hj Nurhasanah, Ketua Iwapi Kaltim dari atas kapal yang melaju memecah riak kecil Mahakam, Kamis (22/12/2016).
"Beneran lho, tak kalah dengan sungai Chao Phraya di Bangkok atau sungai-sungai lainnya di luar negeri," timpal Anni Juwairiyah, Wakil Ketua Bidang Sosial Iwapi Kaltim.
Anni merujuk pada sejumlah kota sungai di luar negeri yang pernah ia kunjungi. Chao Phraya ialah sebuah sungai yang membelah kota Bangkok, ibukota negara Thailand. Sungai itu telah menyedot jutaan wisatawan. Mahakam, menurutnya, tidak kalah eloknya. Ia meyakini dengan sentuhan serta kemasan yang apik, sungai ini juga akan bisa mendulang banyak wisatawan.

Para anggota Iwapi Kaltim berfoto bersama di posko kebakaran di Gg Raudah Samarinda, usai memberikan sumbangan kepada warga korban kebakaran.
Trip wisata hari itu sengaja digelar oleh Iwapi Kaltim dalam rangkaian memperingati Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember. Tak kurang dari 40 ibu-ibu anggota Iwapi Kaltim yang turut dalam trip ini. Termasuk ketua panitia yang juga wakil ketua bidang lingkungan hidup, Rinayanti Ramli, dan wakil ketua bidang pariwisata Dayang Joice. Turut pula anggota Iwapi Kota Samarinda yang dipimpin Hj Masyitah Husein.
Kapal kayu melaju perlahan dari dermaga Sei Kunjang, depan terminal bus. Berangkat sekitar pukul 09.00 ke hilir, melewati Big Mall, jembatan Mahakam, masjid Islamic Center, Kantor Gubernur, Pasar Pagi, jembatan Mahakam Kota (Mahkota) II, dan pulau Buaya. Kemudian kapal berbalik lagi ke dermaga. Sekitar dua jam perjalanan ditempuh pulang pergi.
Menurut Nurhasanah, trip wisata Mahakam ini baru kali pertama digelar. Selain untuk mempererat silatuhrahmi di antara para anggota, juga sekaligus untuk menujukkan kepada dunia bahwa kota ini sebenarnya memiliki potensi wisata sungai yang luar biasa.
"Pertama ini apresiasi kepada ibu-ibu dalam rangka Hari Ibu. Plesiran, sekaligus mencari peluang bisnis di sepanjang Mahakam. Kita tahu tahun 2016 akan segera kita tinggalkan, mudahan pada tahun 2017 nanti kita bisa lebih eksis," jelasnya.

Sebuah tugboat menarik ponton berisi batubara di Sungai Mahakam. Batubara ini diambil dari sekitar kota Samarinda dan di hulu sungai.
Sejumlah anggota merasa surprise dengan trip wisata di Mahakam. Murah meriah dan memuaskan, kata mereka. Untuk trip semacam ini, biasanya pengeloa kapal akan mengenakan tarif Rp 50.000 per orang. Selama perjalanan, mereka sekaligus berbagi pengalaman dan mencari peluang bisnis apa yang mungkin dikembangkan pada tahun depan.
Suasana menjadi lebih hangat dan ceria karena diselingi karaoke, seraya menyantap berbagai macam kudapan yang tersedia. Belum lagi menikmakti lezatnya nasi rawon di atas kapal, diiringi kecipak air, lalu lalang kapal-kapal penyeberangan, serta ponton-ponton besar bermuatan batubara.
Usai melakukan trip Mahakam, anggota Iwapi Kaltim bertolak menuju lokasi kebakaran di Gg Raudah, Teluk Lerong. Mereka memberi sumbangan sembako dan sejumlah uang kepada para korban kebakaran.(bin)