Tagihan Sampai Rp 6 Juta, Keluarga Mahasiswa yang Masuk RS Siloam Minta Polisi Tanggung Jawab
Keluarga Rinto, mengaku kecewa tindakan petugas kepolisian yang melakukan pemukulan kepada mahasiswa yang menggelar demonstrasi hingga pingsan.
Laporan wartawan TribunKaltim Muhammad Alidona
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Keluarga Rinto, mengaku kecewa tindakan petugas kepolisian yang melakukan pemukulan kepada mahasiswa yang menggelar demonstrasi hingga pingsan, Senin (11/9/2017).
Pihaknya mengungkapkan, seharusnya kepolisian dapat melindungi dan mengamankan jalannya demo, bukan malah memukuli anaknya.
"Itu sangat disayangkan sekali harusnya mereka melindungi, mengarahkan bagaimana kalau bisa dikasih tahu dulu diarahkan, bagaimana baiknya jangan langsung dipukuli," katanya.
Ia mengungkapkan hal ini dapat menjadi pelajaran untuk ke depannya, sehingga apabila ada demontrasi mahasiswa tidak terjadi hal yang serupa.
Baca: Ricuh saat Demo soal Banjir, Begini Lontaran Wakil Ketua DPRD Balikpapan
Baca: Ombudsman Kaltim Hearing Demo Ricuh Soal Banjir Balikpapan
Baca: Pasca Demo Ricuh, Muncul Petisi Melawan Banjir, Melawan Kekerasan
Baca: Dikecam Lakukan Kekerasan terhadap Demonstran, Ini Kata Polisi . . .
Baca: VIDEO – Aksi Demo Mewarnai Peresmian Pelayanan PSC 119 Pertama di Kalimantan
"Kalau begini polisinya harus bertanggung jawab, ini dirawat baru dua hari hitungannya kalau untuk biaya perawatan tadi ada dari bagian administrasi itu sekitar Rp 6.113.000. Saat ini belum dibayar, kalau kami sih nggak sanggup bayar karena tahulah kondisinya seperti apa, jadi harapannya ada bentuk tanggung jawab dari kepolisian," katanya.
Menurutnya, dari pihak Kapolres sudah datang mengunjungi Rinto dan meminta maaf atas peristiwa yang mengakibatkan Rinto pingsan dan harus mendapatkan perawatan. (*)