Ricuh saat Demo soal Banjir, Begini Lontaran Wakil Ketua DPRD Balikpapan
Seharusnya mahasiswa mengkritik hal-hal yang tidak sejalan oleh pemerintah dengan cara memberikan argumentasi secara profesional.
Laporan wartawan Tribun Kaltim Muhammad Alidona
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Wakil Ketua DPRD Balikpapan Sabaruddin mengungkapkan bahwa kericuhan yang terjadi pada saat mahasiswa menggelar demo terkait penanganan banjir di kota Balikpapan, Senin (11/9/2017) dan menyebabkan satu mahasiswa terkena pukulan hingga pingsan dan dirawat di rumah sakit tidak akan terjadi apabila tidak ada pihak yang memulai terlebih dahulu.
Menurutnya seharusnya mahasiswa mengkritik hal-hal yang tidak sejalan oleh pemerintah dengan cara memberikan argumentasi secara profesional begitu juga saat di lapangan tidak melakukan tindakan yang anarkis.
"Mahasiswa itu biasanya bukan seorang mahasiswa kalau tidak pernah melakukan demo, bukan mahasiswa kalau dia tidak pernah mengajukan proposal, jadi mahasiswa untuk memberikan sebuah argumentasi kepada publik, mengkritisi hal-hal yang tidak sejalan oleh pemerintah harus secara profesional begitu juga yang ada di lapangan di lapangan jangan mengada-ada dan sebagainya," katanya.
Ia mengungkapkan seharusnya mahasiswa tidak membawa senjata tajam atau hal hal yang membahayakan seperti bensin atau sejenisnya.
Baca: Ombudsman Kaltim Hearing Demo Ricuh Soal Banjir Balikpapan
Baca: Pasca Demo Ricuh, Muncul Petisi Melawan Banjir, Melawan Kekerasan
Baca: Dikecam Lakukan Kekerasan terhadap Demonstran, Ini Kata Polisi . . .
Baca: Demo Banjir di Kantor Walikota Ricuh, Satu Mahasiswa tak Sadarkan Diri Kena Pukul
Baca: VIDEO – Aksi Demo Mewarnai Peresmian Pelayanan PSC 119 Pertama di Kalimantan
Baca: Satu Mahasiswa Dilarikan ke Rumah Sakit saat Berdemo di Kantor Walikota Balikpapan
Penyampaian aspirasi dan gagasan gagasan seharusnya dilakukan murni secafa intelektualitas untuk mengkritisi kebijakan pemerintah.
"Sebagian mahasiswa tidak demo rasanya kalau tidak anarkis hal-hal yang semacam ini yang harus dihindari, tidak mungkinlah para pejabat tidak mungkin para petugas keamanan, kepolisian, main pukul kalau tidak ada yang memulai mengancam stabilitas negara, saya rasa itu bukan dipukul tapi diamankan supaya tidak terjadi anarkis yang begitu besar sebagai upaya pencegahan, tidak mungkin terjadi semacam ini kalau tidak ada yang mau mulai," katanya.
Menurutnya, dalam menyikapi hal ini maka harus dilihat dulu persoalan yang ada.
Pasalnya pada saat kericuhan terjadi, ada awak media juga yang meliput.