Ribuan Wanita Gelar Aksi

Ribuan Wanita Gelar Unjuk Rasa Tuntut Keadilan karena Gadis Belia Diculik, Diperkosa dan Dibunuh

Ribuan wanita unjuk rasa di Mexico City, Meksiko, Minggu (17/9). Mereka menuntut keadilan melibatkan wanita muda yang diculik, diperkosa, dan dibunuh.

(AFP PHOTO / EDUARDO MURILLO)
Kerabat dan teman-teman Mara Castilla membawa peti mati setelah di Xalapa, negara bagian Veracruz, Meksiko pada 17 September 2017. Gadis berusia 19 tahun tersebut diduga dibunuh oleh seorang sopir taksi pada 8 September, di negara bagian Puebla, Meksiko selatan. 

TRIBUNKALTIM.CO, MEXICO CITY - Ribuan wanita dari segala usia berbaris memenuhi ruas jalan di Mexico City, Meksiko, Minggu (17/9/2017) waktu setempat.

Mereka menggelar aksi untuk menuntut keadilan dalam kasus yang melibatkan seorang wanita muda yang diculik, diperkosa, dan dibunuh.

"Itu bukan salahmu, Mara," demikian tulisan yang dibawa oleh salah satu peserta aksi longmarch tersebut, seperti dikutip AFP.

Seruan itu bukan tanpa alasan. Pengunjuk rasa menyuarakan aspirasinya untuk menolak usaha yang hendak mengalihkan kesalahan dalam perkara itu kepada korban, Mara Castilla.

Remaja berusia 19 tahun dipersalahkan kerena keluar seorang diri pada malam hari. 

Mayat Castilla ditemukan Jumat pekan lalu, di sebuah wilayah di negara tetangga Puebla.

Jasad tersebut ditemukan seminggu setelah Castilla terakhir kali terlihat meninggalkan sebuah klub malam, dan masuk ke dalam sebuah kendaraan pribadi.

Jaksa mengatakan, pengemudi mobil itu menculik, dan membawanya ke sebuah hotel. 

Di tempat itu, gadis belia itu mengalami penyerangan seksual, dan kemudian pelaku mencekik dan memukulinya hingga mati. Setelah itu, pelaku membuang mayat Castilla di area dekat hotel.

Para demonstran berbaris dari Zocalo Mexico City, atau plaza tengah, ke kantor jaksa agung di mana mereka mengadakan pertunjukan.

Mereka mengecam kelambanan pihak berwenang dalam menghadapikekerasan terhadap perempuan.

"Kami hidup dengan rasa takut, dan itu adalah kenyataan," kata Pixie, seorang guru berusia 27 tahun yang menutupi wajahnya dengan topeng ski.

Edgar Arriaga, seorang mahasiswi sosiologi berusia 22 tahun, mengkritik apa yang dia katakan sebagai "kriminalisasi terhadap perempuan."

"Rasanya tidak adil bagi saya untuk mengatakan, 'karena anda pergi keluar pada malam hari, karena anda suka berpesta, atau semacamnya'. Ini adalah pembenaran untuk pembunuhan."

Pembunuhan Castilla adalah kasus yang ke-83 yang dialami kaum perempuan yang tercatat di Puebla tahun ini. Data itu berdasarkan catatan organisasi kemasyarakatan.

Sementara, kantor kejaksaan mengakui kasus ini sebagai perkara ke-59 di negara bagian tersebut, pada tahun ini.

(Glori K. Wadrianto)
 

Berita ini telah diterbitkan Kompas.com dengan judul "Seorang Gadis Belia Diperkosa dan Dibunuh, Ribuan Wanita Gelar Aksi"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved