BDPB Paser Belum Punya Pemadam
Lahan Sawit 7 Hektare Milik Warga Desa Saing Prupuk Habis Terbakar
Lahan sawit seluas 7 hektare milik warga masyarakat desa Saing Prupuk kecamatan Batu Engau, Paser terbakat habis.
TANA PASER, TRIBUN – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) menghanguskan 7 hektare (ha) kebun sawit masyarakat Desa Saing Prupuk, Kecamatan Batu Engau.
Padahal kebun yang terbakar itu menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Paser Edwar Effendi, berdampingan dengan kebun PTPN XIII.

Sebagai bentuk kepedulian pada masyarakat, PTPN XIII seharusnya membantu memadamkan kebakaran tersebut.
Baca: Antisipasi Menghadapi Banjir, Wapena dan BPBD Paser Agendakan Pembersihan Parit
Baca: Pemkab Paser Pastikan Tak Menunda Upacara Hari Kesaktian Pancasila
“Kasihan warga, kebunnya hangus terbakar, PTPN XIII tidak membantu. Bukan mitra pun harus dibantu, apalagi kalau kebun warga merupakan binaan PTPN XIII,” kata Edwar, Jumat (29/9).
Edwar mengaku ingat sekali kapan peristiwa itu terjadi karena tak sempat ganti baju untuk menuju lokasi kebakaran.

“Kejadiannya hari Rabu tanggal 20 September, waktu itu saya ikut Rapat Paripurna di DPRD Paser. Begitu rapat selesai, langsung dapat kabar dari kantor, tidak sempat ganti baju untuk menuju kesana,” kenangnya.
Baca: Pemkab Paser Klaim Sudah Melakukan Aksi Pelestarian Lingkungan
Baca: KPU Paser Imbau Semua Parpol Hadir Sosialisasi Verifikasi Calon dan Tata Cara Sipol
BPBD tidak memiliki peralatan pemadaman tapi memiliki peralatan pertolongan. Saat ditanya menggunakan apa BPBD untuk memadamkan api?
Edwar mengatakan BPBD masih punya truk tangki dan mesin pompa, yang dikerahkan untuk membantu warga.
“Seadanya yang kita punya dikerahkan untuk memadamkan. Tergantung niatnya saja, kalau niatnya membantu, pasti sampai kesana," kata Edwar.

"BPBD sifatnya mengkoordinasi, makanya untuk Karhutla ini dibentuk tim beranggotakan seperti Damkar dan Manggala Agni, yang punya alat yang membantu pemadaman, termasuk peralatan pemadam milik perusahaan-perusahaan,” ucapnya.
Meski tim yang dibentuk berjenjang dan juga beranggotakan TNI dan Polri ini telah sepakat untuk memperhatikan kearifan lokal.