Properti
Baru Diluncurkan, Warga Sudah Antre Ambil Nomor Urut Pesan Apartemen Murah
Di tengah ketersediaan lahan yang terbatas nan mahal, hunian di pusat kota bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) sangat sulit diakses.
TRIBUNKALTIM.CO, DEPOK - Di tengah ketersediaan lahan yang terbatas nan mahal, hunian di pusat kota bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) sangat sulit diakses.
Dalam menyiasati tantangan tersebut, pemerintah mendorong sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menyediakan hunian yang terjangkau dan berada di pusat kota bagi MBR.
Salah upayanya adalah dengan mendorong peran BUMN di bidang perumahan untuk membangun hunian di lahan milik BUMN lainnya seperti Perum Perumnas yang memanfaatkan lahan PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Pemanfaatan lahan ini berupa pembangunan apartemen berkonsep Transit Oriented Development ( TOD).
Skema ini dinilai cukup sukses karena banyak orang kemudian berbondong-bondong untuk memesan apartemen TOD tersebut.
"Saya yakin penjualan proyek ini bagus, karena melihat pemasaran TOD pertama yang kita laksanakan di Stasiun Tanjung Barat. Dari 1.232 unit, pendaftarnya 115 persen. Jadi over sekali," ujar Direktur Utama Perumnas Bambang Triwibowo saat peresmian hunian TOD Pondok Cina, Depok, Senin (2/19/2017).
Baca: Asyik. . . Kayak Orang Kaya Nih, Tinggal di Apartemen Murah Ini Pergi-Pulang Dijemput Kereta Api
Baca: Apartemen Tipe Studio Digandrungi Gen Milenial, Nih Triknya Ya Agar Ruangan Terasa Lega
Baca: Baru Pindah ke Apartemen akankah Hidup Anda Berubah 180 Derajat?
Dia menuturkan, harga yang terjangkau menjadi daya tarik utama bagi para pembeli, yakni Rp 9 juta per meter persegi untuk hunian subsidi dan Rp 18 juta per meter untuk non subsidi.
Selain harga, kedekatan jarak hunian dengan transportasi publik berupa kereta komuter juga menjadi pertimbangan utama konsumen saat membeli unit.
Setelah Tanjung Barat, Perumnas juga memulai pembangunan proyek apartemen TOD di Pondok Cina.

Apartemen TOD Pondok Cina dibangun 4 menara yang mencakup total 3.693 unit.
Dengan investasi Rp 1,45 triliun, Perumnas mengembangkan apartemen ini di lahan seluas 2,7 hektar milik PT KAI.
Pada hari yang sama dengan dimulainya pembangunan, Perumnas membuka pengambilan Nomor Urut Pemesanan (NUP) untuk apartemen tersebut.