Industri Telekomunikasi Hadapi Isu PHK Massal, Ini Penyebabnya
Ia sesumbar tak kurang dari 40 pegawai di industri telekomunikasi telah dirumahkan, sementara sekitar 300 pegawai lainnya
TRIBUNKALTIM.CO - Industri telekomunikasi dilanda rumor Pemutusan Hubungan Kerja ( PHK) massal. Salah satu alasannya adalah Tenaga Kerja Asing (TKA) yang menjamur.
Hal ini dikatakan Sekjen Asosiasi Serikat Pekerja (ASPEK), Sabda Pranawa Jati, beberapa saat lalu. Ia sesumbar tak kurang dari 40 pegawai di industri telekomunikasi telah dirumahkan, sementara sekitar 300 pegawai lainnya sedang dalam proses lebih lanjut.
Baca: 6 Fakta Unik Dibalik Perkelahian Ular Piton Sepanjang 7 Meter dengan Satpam Perkebunan Sawit
Dua perusahaan telekomunikasi yang secara lantang disebutkan Sabda Pranawa Jati adalah Indosat Ooredoo dan XL Axiata. Menurut dia, PHK massal di kedua perusahaan itu menargetkan divisi IT & Network.
Namun pihak XL Axiata dan Indosat Ooredoo memberikan bantahan atas isu tersebut saat dikonfirmasi oleh KompasTekno, Selasa (3/10/2017) pagi.
Baca: Serangan Las Vegas, Wanita Keturunan Indonesia Teman Pelaku Penembakan Kerjanya Berjudi
General Manager Corporate Communication PT XL Axiata, Tri Wahyuningsih, mengatakan tak ada PHK massal untuk saat ini. Kendati begitu, ia mengatakan sejak 2015, XL Axiata melakukan transformasi di segala sektor.
"XL Axiata telah melakukan perjalanan transformasi sejak awal 2015 pada semua aspek perusahaan, dimulai dari produk, distribusi, brand, dan juga organisasi secara keseluruhan. Tujuannya, untuk meningkatkan daya saing perusahaan ke depan, termasuk lebih berfokus pada pelanggan," kata Ayu.
Baca: Terusir dari Liga Spanyol, Barcelona Bisa Main di 3 Liga Ini
Sementara Head of Corporate Communication Indosat Ooredoo, Deva Rachman mengatakan, "Isu pengurangan pegawai secara massal di Indosat Ooredoo yang beredar di publik adalah tidak benar."
"Di dalam menjalankan seluruh kegiatan bisnisnya, Indosat Ooredoo senantiasa menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance serta code of conduct sesuai peraturan dan perundangan yang berlaku," kata Deva.
Tanggapan operator lain
Operator seluler lain yang beroperasi di Indonesia, yakni Smartfren Telecom, Telkomsel, dan Hutchison 3 Indonesia (Tri), pun mengutarakan tanggapan masing-masing.
Presiden Direktur Smartfren Telecom, Merza Fachys, meyakinkan bahwa tak ada masalah di perusahaannya. Ia bahkan mengklaim tak pernah ada rencana PHK sama sekali di Smartfren.
“Bersama Smartfren, kami tetap aman-aman saja kok,” ujarnya via pesan singkat kepada KompasTekno, Senin (2/10/2017) kemarin.