Ingin Melihat Pohon Asli Kalimantan di Tengah Kota? Ini Dia Lokasinya
Pulau Kalimantan, terkhusus Provinsi Kaltim dikenal dunia internasional sebagai paru-paru dunia.
Penulis: Rafan Dwinanto |
Laporan Tribun Kaltim, Rafan A Dwinanto
TRIBUNKALTIM.Co, SAMARINDA - Pulau Kalimantan, terkhusus Provinsi Kaltim dikenal dunia internasional sebagai paru-paru dunia.
Julukan sebagai paru-paru dunia ini disematkan lantaran Kaltim memiliki hutan tropika basah, dengan semua keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya.
Luas hutan yang terus menyusut akibat penebangan dan alihfungsi lahan membuat generasi masa kini Kaltim, terutama yang bermukim di perkotaan, asing dengan pohon-pohon hutan khas daerah.
Di Samarinda sendiri, jejak kemegahan hutan alam Kaltim bisa dijumpai di Arboretum UPT Laboratorium Sumber Daya Hayati Kalimantan (LSHK), Pusrehut (Pusat Rehabilitasi Hutan) Universitas Mulawarman (Unmul).
Menempati area seluas empat hektare, Arboretum milik Unmul ini menjadi miniatur hutan tropis basah, yang membuat Kaltim terkenal di mata dunia.
Di lokasi ini, masyaraka bisa menjumpai pohon-pohon khas hutan Kaltim seperti Ulin, Bangkirai, Kapir, Kruing, hingga Meranti.
Baca: Tim Kuat Bontang Keok, Mahulu Juara Danrem Cup 2017
Baca: KPK Sasar Kaltim, Nusyirwan Ismail Waspadai Anak Buahnya Sendiri
Baca: Rita Widyasari Tersangka - Sekretaris Dinas Pertanahan Diperiksa KPK
Baca: Ingin Tabungan Terus Nambah? Lakukan Cara Ini Dijamin Sukses!
Pohon-pohon tersebut dulunya menjadi buruan utama raksasa perusahaan kayu di Tanah Air.
“Kita menjaga Arboretum ini agar masyarakat, mahasiswa, mengetahui pohon asli Kalimantan yang sekarang ini sudah jarang dijumpai,” kata Kepala UPT LSHK Pusrehut Unmul Sukartiningsih.
Selain sebagai miniatur hutan alam Kalimantan, arboretum yang berlokasi di tengah Kota Samarinda ini, memberi sumbangsih udara bersih bagi Kota Tepian.
“Arboretum ini punya manfaat besar bagi pendidikan, penilitian dan kehidupan manusia. Kami berkomitmen terus menjaga setiap jengkal area arboretum dan memastikannya tetap diisi pohon asli Kalimantan,” kata Sukartiningsih, yang juga sebagai pengajar di Fakultas Kehutanan.