Polemik Transportasi Online
Angkutan Online Bikin Sopir Angkot Pulangkan Anak dan Istri ke Kampung Halaman
ia harus menyerahkan setoran wajib ke juragan angkot sebesar Rp 120 ribu, ditambah biaya bensin Rp 100 ribu
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Semakin berkembangnya angkutan pribadi, ditambah menjamurnya moda transportasi online berdampak persaingan bisnis jasa transportasi semakin sengit.
Marzuki, sopir angkot trayek no 3 yang biasa hilir mudik mengantar penumpang melewati rute pelabuhan Semayang - Terminal Batu Ampar, Balikpapan turut merasakan imbas persaingan ini.
Baca: Astaga, Ketahuan Selingkuh Suami Pukuli Istri yang Masih Tanpa Busana, Lihat Videonya
Dua tahun terakhir, ia mengaku pendapatannya berkurang drastis. Dalam sehari, kata pria yang sudah 9 tahun mengemudikan angkot ini, ia harus menyerahkan setoran wajib ke juragan angkot sebesar Rp 120 ribu, ditambah biaya bensin Rp 100 ribu/harinya. Kelebihan dari pengeluaran wajib itulah yang bisa ia bawa pulang untuk bertahan hidup.
"Sekarang sudah sulit dapat segitu, seringnya malah nambah atau nombok," kata bapak dua anak itu.
Baca: Maju Lewat Jalur Perseorangan di Pilgub Kaltim? Ini Jumlah KTP yang Harus Disiapkan
Terus menerus digempur kesulitan ekonomi membuatnya berpikir ulang tentang masa depan kedua anak dan istrinya. Apalagi, penghasilan Marzuki sering tidak cukup untuk membeli beras dan sembako lainnya.
"Makanya istri dan anak saya pulangkan kerumah orangtua di Sulawesi,"kata pria yang sudah terpisah selama 1 tahun 7 bulan ini.
Harapannya agar keluarga di kampung halaman bisa membantu menafkahi dan membiayai sekolah anaknya yang kini dibangkitkan SMP dan SMA itu.
Baca: Begini Kronologi Brimob yang Tembak Mati 2 Rekannya Kemudian Bunuh Diri
"Sebetulnya sedih. Mau belanja ngga ada uang. Tapi mau gimana lagi. Kalau anak masih sama saya di Balikpapan sudah pasti putus sekolah,"ucapnya sambil memegang setir angkot kesayangannya yang diparkir dekat terminal Baru Ampar, Rabu (11/10/2017).
Keterbatasan kemampuan membuatnya tak punya pilihan lain selain bergelut sebagai sopir angkot.
Ia pun bingung harus berbuat apa lagi. Harapannya tinggal kebijaksanaan pemerintah untuk memperhatikan kondisi sopir angkot yang semakin susah sekarang.
Baca: Pria Ini Dapat Prestasi Cum Laude, tapi Ia Wisuda Tanpa Baju Toga, Kisahnya Mengharukan
"Pengen sih cari kerjaan lain, tapi ga punya keterampilan selain nyopir. Jadi serba salah mau gimana lagi,"tandasnya. (*)