Edisi Cetak Tribun Kaltim
Miris. . . 6 Bulan Guru Honorer di Kaltim tak Terima Gaji, Ini Penyebabnya
Mulai guru honor yang terpaksa tak gajian, sekolah yang tak mampu kembangkan pola pendidikan.
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Menjelang Hari Guru pada 25 November mendatang, dunia pendidikan Kaltim masih berkutat beberapa persoalan lama yang tak kunjung temui solusi.
Perpindahan kewenangan SMA/ SMK dari Kabupaten/Kota ke Provinsi masih belum tunjukkan perbaikan pendidikan, dan malah menimbulkan beberapa masalah.
Salah satunya, pencairan dana Bosda dan Bosnas, yang saat ini masih saja terlambat.
Imbasnya, banyak.
Mulai guru honor yang terpaksa tak gajian, sekolah yang tak mampu kembangkan pola pendidikan, hingga infrastruktur sekolah yang itu‑itu saja.
Persoalan Bosda, Kamis (9/11/2017), lima perwakilan Kepala Sekolah dari PPU, termasuk bagian dari Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) PPU bertandang ke Disdik Kaltim.
Penyebabnya, hingga November ini, Bosda Triwulan 3 (bahkan Bosda seluruh sekolah se-Kaltim), masih belum cair.
Sekolah di Kaltim sendiri hanya bisa andalkan dua dana dalam operasional, yakni Bosnas dari Pusat dan Bosda dari Provinsi.
Sementara Bosda Kabupaten/ Kota sudah tak ada lagi, karena adanya perpindahan kewenangan ke Provinsi.
Kalaupun harus memungut ke ortu siswa, tak bisa dilakukan, akibat adanya Pergub Wajib Belajar 12 Tahun.
Jika dipaksakan, akan berindikasi pada Pungli.
Baca: Menang Telak Lawan Yunani, Satu Kaki Kroasia Sudah di Rusia 2018
"Sudah 6 bulan ini, guru honor di sekolah tak gajian. Ini kami mencoba tanyakan ke Disdik Kaltim, bagaimana persoalannya. Bosda diterima setahun 4 kali. Triwulan 1 (Januari‑Maret), Triwulan 2 (April‑Juni), Triwulan 3 (Juli‑Agustus) dan Triwulan 4 (September‑Desember)," Imam Raharjo, Kepala SMK Swasta Pelita Gama PPU.
Begitu juga untuk Bosnas, bedanya Bosnas adalah dana dari pusat.
Untuk Bosda ini, meski sudah akhir tahun, baru terima Bosda hingga Triwulan 2 saja.