Prabowo Subianto: Pemerintah ''Nina Bobokkan'' Masyarakat dengan Utang
Prabowo juga menjelaskan prinsip ekonomi yang simpel perlu diterapkan pemerintah dalam mengelola keuangannya.
TRIBUNKALTIM.CO - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengkritik jumlah utang pemerintah Indonesia yang terus menerus bertambah setiap tahun.
Menurutnya, kebiasaan pemerintah menambah utang sama saja “meninabobokkan” masyarakat sehingga masyarakat tidak tahu keadaan bangsanya sebenarnya.
Hal itu disampaikan Prabowo saat menjadi pembicara pidato ilmiah dalam prosesi wisuda XV Universitas Bung Karno (UBK) di Balai Sudirman, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (16/11/2017).
“Coba dianalogikan ketika seorang ayah membagi-bagikan hadiah berupa ponsel, komputer, dan lain-lain. Lalu ketika ditanya anak dan istri dapat uang dari mana, lalu sang ayah menjawab tenang, ayah baru saja utang.”
Baca juga:
Benarkah Pemain Barcelona Dilarang Menembak Jarak Jauh? Lihat Statistik Musim Ini
Proses Naturalisasi Baru Rampung, Spaso Langsung Masuk Timnas, Ini Alasan Pemanggilannya
Ini Dia Calon Lawan Bali United di Liga Champions Asia
Peru Lolos Terakhir, Inilah Daftar Lengkap 32 Negara Peserta Piala Dunia 2018!
Cetak Sejarah! Asia Kirimkan 5 Negara di Piala Dunia 2018
Tak Cuma Buffon, 10 Pemain Top Dunia Ini Terpaksa Absen Unjuk Kebolehan di Piala Dunia 2018
“Kalian sebagai istri dan anak bangga atau tidak kalau seperti itu? Saya rasa anak dan istri yang merupakan analogi masyarakat akan marah,” kata Prabowo.
Prabowo juga menjelaskan prinsip ekonomi yang simpel perlu diterapkan pemerintah dalam mengelola keuangannya.
“Saya yang bukan orang ekonomi saja paham, bahwa yang kita keluarkan tidak boleh lebih banyak daripada apa yang kita terima. Bung Karno mengatakan pemerintah haruslah mendorong masyarakat untuk berdiri di atas kaki sendiri dalam hal ekonomi.”
“Kalau masyarakat masih terus ditenangkan dengan utang, maka masyarakat tak bisa terpacu untuk menjadi lebih baik dalam berkontribusi untuk bangsa,” ujarnya. (Tribunnews.com)