Pilpres 2019
Dari 5 Tokoh Islam, Cak Imin Jadi Cawapres Terpopuler Hasil Survei LSI
Dari survei yang dilakukan pada Desember 2017 lalu, LSI juga menanyakan soal penting tidaknya isu agama dalam berpolitik di Indonesia.
TRIBUNKALTIM.CO - Lingkaran Survei Indonesia Network merilis hasil survei mengenai calon yang cocok menjadi pendamping Joko Widodo dan Prabowo Subianto di Pemilihan Presiden 2019 mendatang.
Hasilnya, terdapat lima tokoh yang diprediksi pantas digandeng Jokowi dan Prabowo.
Baca: Sama-sama Gagal Jadi Bakal Cagub Kaltim, Rizal: Saya akan Bentuk Aliansi Cagub Gagal
Kelima kandidat tersebut beragama Islam di antaranya Muhaimin Iskandar, Romahurmuziy, Sohibul Iman, TGB M. Zainul Majdi, dan Zulkifli Hasan.
"Nama Cak Imin memiliki tingkat pengenalan paling tinggi dengan 32,4 persen, lalu Zulkifli Hasan 22,3 persen," kata Peneliti LSI Taufik Febri W dalam diskusi bertajuk 'Menemukan Tokoh Muda dan Islami' di Bakoel Koffe, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (27/1/2018).
Baca: Ngeri! Mirip Insiden Choirul Huda, Ini Detik-detik Kiper Bhayangkara Awan Setho Terkapar di Lapangan
Baca: Pria Berseragam Ojek Online Tantang Ustaz Somad Debat Terbuka soal Syiah, Ini Videonya!
Dari survei yang dilakukan pada Desember 2017 lalu, LSI juga menanyakan soal penting tidaknya isu agama dalam berpolitik di Indonesia.
"Sentimen agama semakin penting, yang menyatakan sentimen agama penting itu terus menarik dari 40 persen pada Maret 2016 ke 71,4 persen pada Januari 2017," kata Taufik.
Baca: Syok, Mantan Suami Bawa Polisi dan Warga Gerebek Rumah Tessa Kaunang
Baca: Kena Serangan Jantung, Eggi Sudjana Langsung Dilarikan ke Rumah Sakit
Taufik mengatakan isu agama yang terus meningkat ini akan berpengaruh pada tokoh yang mau maju dalam pemilihan presiden tahun 2019 nanti.
Baca: Puluhan Habib Sambangi Rumah Jabatan Walikota Samarinda, Ini Agendanya
Meski Joko Widodo merupakan kandidat capres terkuat, namun kemenangannya akan berpengaruh apabila memilih calon wakil yang salah.
"Menguatnya sentimen agama menuntut kedua tokoh yang dinilai nasionalis ini agar mencari pendamping dari kalangan Islam yang religius," katanya. (*)