Pilgub Kaltim 2018
Anggota DPR Ini Mengingatkan Paslon untuk Transparan Gunakan Dana Kampanye
Anggota Komisi II DPR RI Hetifah mengingatkan pasangan calon (paslon) untuk menggunakan dana kampanye secara transparan
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Anggota Komisi II DPR RI Hetifah mengingatkan pasangan calon (paslon) untuk menggunakan dana kampanye secara transparan dan akuntabel. Hal tersebut sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang No. 10 tahun 2016 tentang Pilkada pasal 74.
"UU Pilkada meminta paslon menggunakan dana kampanye secara transparan dan akuntabel sesuai standar akuntasi keuangan," kata Hetifah kepada Tribun, Jumat (9/2).
Menurut Hetifah, dana kampanye adalah dana yang digunakan olah paslon untuk membiayai kegiatan kampanyenya.
Baca: Jelang Pengundian Nomor Urut, Ternyata Ini Tanggapan Paslon
Ia menjelaskan bahwa kampanye terdiri dari beberapa bentuk seperti pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka dan dialog, debat publik/debat terbuka antarpasangan calon, penyebaran bahan kampanye, pemasangan alat peraga dan iklan media massa cetak dan media massa elektronik.
Dikemukakan, aturan lebih detail diatur dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) No. 5 tahun 2017 tentang Dana Kampanye Peserta Pilkada. Menurutnya penggunaan serta pembatasan dana dalam acara-acara kampanye sudah diatur KPU.
Misalnya untuk kampanye dalam bentuk rapat umum, penghitungan dilakukan dengan menghitung jumlah peserta dikali frekuensi kegiatan, kemudian dikali standar biaya daerah. Selain itu, apabila paslon menggunakan jasa konsultan, ini juga sudah diatur pembatasan biayanya.
Baca: Proses Pengundian Nomor Urut Paslon Ternyata Dua Kali Cabut, Ini Urutannya
Misalnya untuk kampanye dalam bentuk rapat umum atau rapat terbatas, ini ada pembatasan berapa dana yang boleh digunakan paslon. Termasuk untuk membuat alat peraga kampanye. Nah, KPU sudah mengatur di pasal 12 PKPU tentang Dana Kampanye.
"Pembatasan penggunaan dana kampanye ditetapkan oleh KPUD Provinsi dan Kabupaten/Kota dengan berkoordinasi dengan parpol pengusung paslon. Kalau ketentuan ini dilanggar, sanksinya bisa pembatalan sebagai calon," jelas Hetifah.
Lebih lanjut Hetifah juga mengingatkan paslon atau tim sukses paslon untuk melakukan pembukuan dana kampanye sejak mulai masa kampanye 15 Februari mendatang. Pasalnya, menurut Hetifah, semua paslon diwajibkan melaporkan dana kampanye dan akan dilakukan audit oleh KPU.
Baca: Borneo FC vs Kalteng Putra, Iwan Setiawan Siap Bunuh Kas Hartadi
"Nanti kan dana kampanye diaudit sama akuntan publik yang dipilih KPU. Saya sih sarankan paslon dan tim suksesnya melakukan pencatatan penggunaan dana kampanye sejak awal. Kalau terlambat menyerahkan Laporan Penerimaan dan Penggunaan Dana Kampanye (atau yang disingkat LPPDK) sanksinya pun bisa pembatalan calon," lanjutnya. (*)