Jadi Tersangka, Ini Perjuangan Hidup JR Saragih Mulai dari Tukang Semir hingga Buruh Galian Pasir

Ia menjadi tukang semir sepatu, kernetnya kernet (pembantu kondektur bus), hingga montir sepeda motor.

Editor: Amalia Husnul A
KOMPAS.com / Mei Leandha
JR Saragih dinyatakan tak memenuhi syarat untuk maju menjadi calon gubernur Sumatera Utara, Senin (12/2/2018). (KOMPAS.com / Mei Leandha) 

TRIBUNKALTIM.CO - Perjalanan hidup Doktor Jopinus Ramli Saragih (JR Saragih) bagaikan sebuah roman kemanusiaan nan padat. Jalan hidup yang dijalaninya sungguh tidak mudah.

Sebelum ditetapkan menjadi tersangka kasus tanda tangan palsu legalisir ijazah SMU oleh Polda Sumut, Kamis (15/3/2017), tak seorang pun menyangka JR Saragih bisa mencapai puncak karirnya sebagai pengusaha dan Bupati Simalungun.

Seperti yang diketahui JR Saragih menjabat Bupati Simalungun dua periode (28 Oktober 2010-28 Oktober 2015 dan 22 April 2016-28 April 2021).

JR Saragih dilahirkan di Medan, 10 November 1968. Tak sampai berusia setahun, cobaan berat pertama dialaminya. Ayahnya, seorang prajurit TNI, meninggal dunia.

JR Saragih kemudian diasuh oleh neneknya (ibunda ayahnya) di Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun.  JR Saragih harus diasuh neneknya, karena faktor kesulitan ekonomi membuat ibunya menikah lagi.

Baca: Air Minum dalam Kemasan dari Dua Merek Ini Mengandung Partikel Plastik, Begini Pernyataan Perusahaan

Baca: Laporan Kebahagiaan Dunia: Ini Negara Paling Bahagia, Indonesia di Peringkat 96 dari 156 Negara

Baca: Babak 16 Besar All England, Wakil Indonesia Berguguran, Ini 3 Pasangan yang Masih Lanjutkan Langkah

Tetapi cobaan berat kedua datang.

“Kasih sayang seorang nenek hanya saya rasakan sementara. Saat saya duduk di kelas V SD, nenek saya meninggal dunia,” JR Saragih berkisah di Kantor Pusat Partai Demokrat, Wisma Proklamasi 41, Menteng, Jakarta, Kamis petang (24/8/2017) seperti yang dilansir Demokrat.or.id.

Lantas JR Saragih meninggalkan Raya dan diasuh kakek-neneknya yang lain (ayah-ibu dari ibundanya) di Kutabaru, Kecamatan Munthe, Tanah Karo.

Di Munthe, JR Saragih mulai  menunjukkan jiwa petarungnya. Sembari bersekolah, ia juga mulai bekerja serabutan.

Ia menjadi tukang semir sepatu, kernetnya kernet (pembantu kondektur bus), hingga montir sepeda motor.

Baca: Tengah Persiapkan Penerbangan, Seorang Pramugari Tiba-tiba Buka Pintu Darurat dan Melompat

Baca: Politisi PKS Mardani Ali Sera Beberkan Strategi Kalahkan Jokowi di 2019

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved