Mengenal Lebih Dekat RA Kartini, dari Anak Selir hingga Penokohan Pahlawan Nasional
Tokoh pahlawan perempuan Raden Ajeng Kartini, kerap melekat di hati bangsa Indonesia.
TRIBUNKALTIM.CO - Tokoh pahlawan perempuan Raden Ajeng Kartini, kerap melekat di hati bangsa Indonesia.
Namun, sejumlah pihak justru meragukan kepantasan Kartini mendapatkan gelar hormat sebagai pahlawan.
Hal ini disebabkan adanya kecurigaan terhadap buku berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang.
Buku karya JH Abendanon ini, memaparkan terkait surat-surat yang ditulis Kartini.

Baca: Diciptakan WR Supratman, Beginilah Lagu Ibu Kita Kartini Jika Dimainkan dengan Biola, Merdu!
Namun, hingga kini surat asli Kartini itu tak pernah terkuak keberadaanya.
Inilah yang menyebabkan sejumlah kalangan menilai isi surat Kartini telah direkayasa JH Abendanon.
Apalagi, buku tersebut terbit saat masa pemerintahan kolonial Belanda sehingga dituding ada unsur politik etis di baliknya.
Dilansir dari akun Facebook @LukasSiahaanInstitute, seorang guru besar Universitas Indonesia, Prof Harsja mengungkapkan, hasil penelusurannya terkait penokohan Kartini.
Ia disebut menemukan sebuah kejanggalan yang mengejutkan.
Hal ganjil ini menyebut Kartini adalah pilihan orang Belanda untuk ditampilkan ke depan publik, sebagai pendekar perempuan asli pribumi yang memberikan kemajuan di Indonesia.
Kartini disebut kenal dekat dengan Cristiaan Snouck Hurgronje, penasehat pemerintah Hindia Belanda yang disebut mendorong JH Abendanon memberikan perhatiannya terhadap Kartini.
JH Abendanon adalah Direktur Departemen Pendidikan, Agama, dan Kerajinan.
Pada hasil riset Prof Harsja ini, diungkap pula siapa sosok Snouck Hurgronje dan JH Abendanon yang sebenarnya.
Termasuk, hal janggal soal surat-surat Kartini yang kemudian ditulis JH Abendanon menjadi sebuah buku.