AS Gelontorkan Dana Rp 14.000 Triliun untuk Menyaingi Rudal Hipersonik Rusia dan Cina
Amerika Serikat menggelontorkan dana hingag Rp 1.400 triliun, untuk menciptakan rudal terbaru yang mampu mengalahkan rudal Rusa dan Cina.
ANGKATAN Udara AS menggelontorkan dana sebesar hampir $ 1 miliar (sekitar Rp 14.000 triliun) kepada Lockheed Martin untuk mengembangkan rudal hipersonik, untuk menjawab kekalahan dalam perlombaan persenjataan yang dibangun oleh Rusia dan Cina.
Moskow bulan lalu mengklaim memimpin dalam perlombaan untuk mengembangkan rudal yang dapat melakukan melesat berkali-kali kecepatan suara. Kementerian pertahanannya mengungkapkan rekaman video rudal Kinzhal yang diluncurkan pesawat, yang dilaporkan mampu mempercepat hingga sepuluh kali kecepatan suara.
Pejabat Amerika juga telah menyatakan keprihatinan bahwa Cina sedang membangun rudal yang bisa melampaui atau mengungguli sistem pertahanan dan pencegat yang ada.

Sekarang Pentagon mengatakan Lockheed akan menerima dana hingga $ 929 juta untuk merancang dan membangun "senjata pemukul konvensional hipersonik".
"Kontrak ini menyediakan untuk desain, pengembangan, rekayasa, integrasi sistem, pengujian, perencanaan logistik, dan dukungan integrasi pesawat dari semua elemen senjata hipersonik, konvensional, yang diluncurkan dari udara, dan dilepaskan," katanya dalam sebuah pernyataan.
Teknologi ini berada di garis terdepan dalam perlombaan senjata non-nuklir saat ini.
Sebagian besar upaya berfokus pada senjata "boost-glide" yang menggunakan roket mendapatkan daya dorong berkecepatan tinggi, memisahkan dan meluncur tanpa daya ke target.


Bukan cuma berkecepatan tinggi, tetapi juha dengan akurasi dan persisi yang luar biasa, senjata ini juga mampu bermanuver dalam penerbangan tidak seperti rudal balistik yang mengikuti lintasan parabola.
Bulan lalu, Vladimir Putin mengklaim bahwa Rusia telah menguji senjata nuklir generasi baru yang kebal terhadap pertahanan rudal AS.
Retorika Putin itu kemudian beberapa hari kemudian dibuktikan ketika kementerian pertahanan merilis rekaman peluncuran rudal Kinzhal (dalam bahasa Rusia: belati) dari jet tempur Mig-31.

Awal pekan ini, Mike Griffin, wakil menteri pertahanan baru Pentagon untuk penelitian dan rekayasa mengatakan kepada Kongres bahwa China juga telah mendahului AS dalam teknologi hipersonik.
"Musuh kami menghadirkan kami hari ini dengan tantangan baru dari ancaman yang berkembang dan berkembang," katanya kepada Komite Layanan Bersenjata Dalam Negeri, Selasa.
"Kami pada gilirannya bersiap untuk memenuhi tantangan itu dan mengembalikan teknik overmatch dari angkatan bersenjata Amerika Serikat yang kami pegang secara tradisional."
Dia telah berulang kali memperingatkan bahwa waktu hampir habis bagi AS untuk mempertahankan dominasi teknologinya atas musuh.(telegraph.co.uk/ps)