Wisata Sungai Mahakam Kian Diminati, Ini Pesan Basarnas pada Pengelola Kapal Wisata

Dia juga berpesan kepada pengelola, untuk sadar dengan kapasitas angkut kapal, jangan melibihi kapasitas atau bobot kapal.

TRIBUN KALTIM/NEVRIANTO HP
Kapal wisata jelajah Sungai Mahakam. Cukup membayar Rp 50.000, Anda akan berlayar dengan kapal kayu menyusuri indahnya Sungai Mahakam. 

Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Christoper D

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Sungai Mahakam kembali diminati oleh pelaku usaha di bidang pariwisata untuk mengembangkan potensi wisata di sungai yang memisahkan kawasan Samarinda Kota dan Samarinda Seberang itu.

Kendati demikian, pihak pengelola kapal wisata Sungai Mahakam harus menyediakan sejumlah kelengkapan peralatan keamanan.

Pasalnya Sungai Mahakam dikenal cukup ganas yang tak sedikit memakan korban.

Kepala Unit SAR Siaga SAR Samarinda, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP / Basarnas) Kantor SAR Balikpapan Klas A, Dede Hariana menjelaskan, agar dapat memberikan rasa aman bagi wisatawan, pengelola kapal wisata sungai Mahakam harus menyediakan life jacket sesuai dengan jumlah kapasitas angkut penumpang, termasuk untuk kru kapal.

Lalu, menaruh ring buoy di sejumlah sisi kapal , yang dapat dilemparkan ke sungai untuk menjangkau korban, dan menyediakan alat pemadam api ringan (apar) guna memadamkan api, termasuk perlengkapan medis.

"Minimal perlengkapan itu harus disediakan oleh pengelola kapal wisata. Selain itu, memberikan pembekalan pelatihan kepada kru kapal tentang basic fire, sea survival, dan first aid," ungkapnya.

Baca juga:

Terlambat Wawancara Kerja karena Bantu Perbaiki Mobil, Tiba di Lokasi Pria Ini Alami Hal Tak Terduga

"Harusnya kru kapal memiliki lisensi laik dalam keselamatan di air, karena ini kaitannya dengan nyawa orang banyak," tambahnya.

Lanjut dia menjelaskan, selain alat keselamatan tersebut, juga dibutuhkan alat komunikasi yang digunakan saat keadaan darurat.

Biasanya, alat komunikasi yang mengirimkan sinyal darurat di kapal besar, yakni EPIRB (Emergency Positioning Indicating Radio Beacon), namun untuk kapal wisata dapat menggunak PLB (Personal Locator Beacon).

"Jadi, tinggal tekan alat ini akan mengirimkan sinyal tanda keadaan darurat, lengkap dengan lokasi kapal mengalami insiden, ini perlu dipasang oleh pengelola, sebagai langkah antisipasi, kendati jalur wisata hanya di sekitar Sungai Mahakam," terangnya.

Dia juga berpesan kepada pengelola, untuk sadar dengan kapasitas angkut kapal, jangan melibihi kapasitas atau bobot kapal.

Selain itu, pengelola juga diminta untuk selalu memperhatikan kondisi cuaca, jika cuaca buruk sangat tidak diperbolehkan untuk melakukan perjalanan wisata.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved