Menyambut Bulan Suci Ramadan, Ini Pesan Ustad Guru Mas'ud
Ramadan kembali hadir tahun ini dan menyapa umat Islam sejagad. Segenap umat patut bersyukur karena dipertemukan kembali
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Ramadan kembali hadir tahun ini dan menyapa umat Islam sejagad. Segenap umat patut bersyukur karena dipertemukan kembali dengan bulan yang penuh ampunan dan barakah.
Tidak sedikit saudara-saudara kita yang dipanggil oleh Allah SWT lebih dulu sehingga tidak bisa berjumpa dengan bulan penuh rahmat ini. Perjumpaan itu wajib disyukuri sebab jika tidak Ramadhan akan datang dan pergi tanpa makna dan manfaat apa pun.
Menyambut bulan Ramadan, Ustad KH Syekh Mas’ud Husain Al-Hasani mengadakan pengajian di kediamannya, Lamaru, Balikpapan Timur, Minggu (12/5). Pengajian dihadiri tokoh masyarakat, tokoh agama, pejabat dan kaum muslimin yang datang dari Balikpapan maupun luar Balikpapan.
Baca: Inilah 7 Mitos dan Fakta yang Kerap Terjadi Dalam Pengajaran Biologi, Jangan Keliru Lagi Loh
“Menyambut bulan suci Ramadan ini kita harus menata dan menyucikan hati sehingga terjauhi dari perbuatan dosa,” kata Guru Mas’ud yang juga Ketua Umum DPP Perhimpunan Rakyat Asli Kalimantan ini.
Menurut Ulama kharismatik Kalimantan ini, Rasulullah Muhammad SAW menegaskan bahwa "Andai umatku tahu tentang bulan Ramadhan, niscaya mereka berharap sepanjang tahun menjadi bulan Ramadhan" .
Hanya pada bulan ini semua amal kebaikan dilipatgandakan pahalanya, ketaatan diterima, doa-doa dikabulkan, dan semua dosa akan diampuni. Surga akan sangat merindukan orang-orang yang berpuasa.
Kemuliaan bulan Ramadhan lanjut Guru Mas’ud begitu dirindukan umatnya agar tetap dapat beramal untuk menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Berikut ini tiga macam sikap orang yang bersiap untuk menyambut bulan Ramadhan, baik yang menyambut suka cita maupun sebaliknya.
Pertama, menganggap datangnya bulan Ramadhan adalah pengganggu terhadap rutinitas kehidupan konsumsinya.
Baca: Paus Ditemukan Terdampar di Pantai Harapan Berau
Merasa tidak nyaman dalam melalui hari-hari di bulan Ramadhan karena tidak dapat mengonsumsi di siang hari dengan bebas sehingga harus menunggu malam hari. Bahkan terasa mengganggu pada produktifitas kerjanya.
Kedua, menyambut bulan Ramadhan dengan persiapan konsumsi yang mencukupi. Sehingga yang dipersiapkan adalah bahan makanan yang cukup untuk persediaan selama bulan Ramadan. Biasanya orang semacam ini hanya berpikir tentang menu makanan saat bersaur dan berbuka.
Ia tidak ingin melewati waktu sebelum dan setelah berpuasa tanpa memenuhi selera makan dan cukup gizi.
Ketiga, menyambut bulan Ramadhan dengan mempersiapkan rohani untuk bertaubat dan meningkatkan derajat ketakwaan kepada Allah SWT.
Ia menyambut bulan Ramadan dari jauh-jauh hari dengan membersihkan hati dan latihan ibadah layaknya pada bulan Ramadan. Sebagaimana Rasulullah SAW lakukan bahwa pada bulan Rajab dan bulan Syaban banyak berdoa untuk diberkahi sekaligus banyak berpuasa untuk menyambut bulan Ramadan.
Dari ketiga jenis sikap tersebut, maka hanya yang ketiga yang sungguh diharapkan dapat meraih fitrah. “Semoga kita termasuk golongan hamba yang nomor tiga,” ujar Guru Mas’ud.