Begini Pentingnya Pengajaran Pancasila Kepada Siswa Menurut Kadisdik Balikpapan
Di sekolah mendapat wawasan kebangsaan namun ketika di rumah orangtua tidak mendukung sama sekali edukasi nasionalisme dan Pancasila
Penulis: Budi Susilo | Editor: Januar Alamijaya
TRIBUNKALTIM.CO - Pola pendidikan formal yang diterapkan di Kota Balikpapan sudah mengacu pada kurikulum nasional. Artinya ada satu pelajaran yang membahas mengenai penanaman ideologi Pancasila kepada seluruh anak didik.
Saat bersua dengan Muhaimin, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Balikpapan, menjelaskan, di tiap sekolah baik itu negeri maupun swasta terdapat mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Muara pembahasannya mengacu pada pedoman sumber dari segala sumber hukum negara Indonesia yakni Pancasila.
“Setiap saat diajarkan Pancasila. Semua pelajar harus mengetahui, dan ditekankan sebisa mungkin untuk mengamalkannya dimana saja, di dalam sekolah maupun luar sekolah,” katanya pada Jumat (1/6/2018) di kantor Walikota Balikpapan.
Pada kesempatan peringatan Hari Lahirnya Pancasila, ada beberapa sekolah, terutama sekolah negeri, melangsungkan kegiatan upacara. Aktvitas ini dilangsungkan meski di tanggal merah.
Pelajar ada yang tetap datang ke sekolah untuk ikut bersama-sama melaksanakan upacara Lahirnya Pancasila di sekolah.
“Ada dari Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Pertama. Kalau yang SMA mungkin sudah ada yang libur,” tuturnya.
Baca: Volume Meningkat, Petugas Kebersihan Angkut Sampah 4 Kali Sehari
Menurut dia, pengenalan ideologi Pancasila sudah diupayakan dalam kurikulum setiap sekolah. Sekarang ini yang paling utama juga, adalah pernah dari orangtua masing-masing pelajar.
Di sekolah mendapat wawasan kebangsaan namun ketika di rumah orangtua tidak mendukung sama sekali edukasi nasionalisme dan Pancasila, pastinya si anak akan mengacuhkan Pancasila.
Sikap teladan itu menjadi efektifitas pengajaran nilai-nlai Pancasila kepada setiap anak, ketimbang diajarkan hanya keluar dari mulut semata tanpa ada tindakan yang bisa dijadikan contoh.
“Perlu peran dari orangtua, memberi pendidikan Pancasila tidak hanya sebatas di sekolah saja tapi bisa dimana saja, termasuk di lingkungan keluarga. Beri teladan sesuai nilai Pancasila, pasti si anak akan mencontoh,” ujarnya.
Fenomena aksi terorisme dan radikalisme yang tidak ingin adanya perbedaan disebabkan adanya ketidakpahaman terhadap prinsip kebangsaan Indonesia. Kedangkalan atas pemahaman Pancasila membuat orang berpikir sempit, eksklusif, merasa yang paling benar.
Baca: Gunung Merapi Kembali Erupsi, Proses Keluarnya Magma Cair Lebih Lambat, Hanya 17-40 Meter Per Hari
Peran orang tua sangat penting. Seandainya orangtua di rumah bersikap radikalisme dan bercita-cita menggelorakan aksi terorisme, pasti akan mempengaruhi juga ke anak-anaknya yang kemudian menjadi generasi yang salah arah dan rusak.
Orang lainnya adalah salah mesti dimusnahkan.
Hal inilah yang menurut Muhaimin sangat membahayakan bagi keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia. Pendidikan di sekolah, selalu menumbuhkan jiwa patriotisme dan nasionalisme yang berwawasan Pancasila.
“Setiap apel dan pelajaran agama dan pendidikan kewarganegaraan guru sempatkan sisipan bahasan mengenai bahaya radikalisme dan terorisme,” katanya.
Pengetahuan Pelajar Atas Pancasila