Soroti Rembuk Nasional Aktivis 98, Fahri Hamzah: Ada Bau Kekuasaan di Sana
Selain itu, Fahri juga mengomentari kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara itu serta kaitan acara ini dengan radikal.
TRIBUNKALTIM.CO - Acara penutupan Rembuk Nasional Aktivis 1998 yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu Sore (7/7/2018) mendapatkan komentar dari Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah melalui akun Twitter-nya, @Fahrihamzah.
Menurut Fahri, para aktivis yang menyebut diri mereka angkatan 98 sedang berkumpul dan memiliki hajat, namun ada bau kekuasaan dalam acara tersebut.
"Jangan tersinggung, karena anak muda yang bercampur dan menyebut diri #Angkatan98 sedang berkumpul.
Ada bau singgasana. #Aktivis," tulis Fahri Hamzah.
Selain itu, Fahri juga mengomentari kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara itu serta kaitan acara ini dengan radikal.
Berikut ini komentar Fahri Hamzah yang dirangkum oleh TribunWow.com.
"Selamat rembug aktivis 98, sebagai kelompok, semoga naik kelas dari relawanisme dan pemain figuran, menjadi pelaku dan pemangku kebijakan. Dunia politik nasional hari ini memang terlalu sepi dan garing tanpa kehadiran kawan kawan yang dulu punya cara baca atas realitas.
Banyak pemimpin yang hadir tiba tiba dari simulacra simulacrum media dan sosial media, tak pernah hadir dalam time line sejarah perubahan, sehingga tak pernah tahu sudah sampai mana kita berjalan dan hendak kemana.
Maka saya menyambut baik kehadiran kawan kawan 98 yg mulai punya keasadaran secara masif untuk telibat di dalam sistem, masuklah dr pintu berbeda beda. Masuklah dari pintu depan. Pintu istana. Di sana ada jamuan.
Bergabunglah ke dalam partai politik, bekerjalah dengan serius membesarkan dan membangun partai, karena itulah jalan sah dan konstitusional untuk masuk ke dalam sistem. Jadilah caleg kawan. Sebentar lagi pemilu.
Kehadiran Jokowi dalam rembug aktivis adalah awalan yang baik, agar pemimpin paham time line sejarah perubahan, agar ia punya cara baca atas sejarah, bahwa apa yang kita hasilkan hari ini tidak lahir dari ruang kosong. Ajarlah dia tentang tanda baca rute sejarah.
Namun aktivis dan #aktivisme itu beda, aktivis adalah dunianya jiwa muda yang dekat dengan tradisi berpikir kritis dan berada di luar kelaziman, merubah pikiran menjadi tindakan, pikiran yang bertindak. Ia adalah kesetiaan yang bermula dari pikiran dan dijiwai.
Bertindak menjadi penting agar tidak sekedar ngomong, adagium lama aktivis (diskusi-aksi-refleksi), diskusi itu penting krn tindakan tanpa basis argument yang jelas, maka itulah. Ajar presiden memahami Tema-tema dalam dunia.
Ciri khas diskusi kaum aktivis adalah kedalaman menilai, apakah sebuah isu itu otentik atau framing, agar tindakan lahir dari kondisi objektif, bukan bertindak atas dasar trend isu. Tapi politisi bisa membuatnya berkali ganda.
Reformasi 98 adalah upaya besar untuk merombak kondisi negara, tindakan apapun yang mengatasnamakan momen 98 seharusnya menjadi evaluasi atas sejauh mana ide dasar dan cita cita reformasi tercapai. Ini momen reflektif.
Tapi Menjadikan isu radikalisme dan intoleransi sebagai tema utama, adalah afirmasi pengabaian dan telah berjaraknya aktivis dengan dunia pendampingan dan advokasi atas isu isu sektoral buruh, petani, nelayan, kaum miskin kota dll.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/fahri-hamzah2_20171115_060423.jpg)