Tes Kesehatan Dulu, Baru Bisa Menikah di KUA Berlaku di Kota Gorontalo

Pasangan calon mengantin di Gorontalo, wajib menjalani tes kesehatan terlebih dulu sebelum menikah di KUA.

kompas.com
Menkes Nila F Moeloek dalam kunjungan dan temu media di Gorontalo, Senin (16/7/2018). 

TRIBUNKALTIM.CO, GORONTALO-- Kota Gorontalo membuat terobosan untuk meningkatkan kesehatan warganya dengan pendekatan preventif. Di kota berpenduduk 196.000 jiwa itu, semua orang yang akan menikah wajib menjalani tes kesehatan dahulu di puskesmas.

"Ini kami lakukan sejak Agustus 2017. Kami bekerjasama dengan KUA (Kantor Urusan Agama)," kata dr Nur Albar. PD, Kepala Dinas Kesehtan Kota Gorontalo.

Setiap pasangan yang mendaftar ke KUA diberikan surat pengantar ke puskesmas terdekat. Setelah datang lagi dengan membawa surat dari puskesmas yang menyatakan pasangan telah menjalani konseling tes kesehatan, maka KUA baru bersedia menikahkan.

Menkes Nila F Moeloek dalam kunjungan dan temu media di Gorontalo, Senin (16/7/2018).
Menkes Nila F Moeloek dalam kunjungan dan temu media di Gorontalo, Senin (16/7/2018). (kompas.com)

"Ini kita lakukan untuk mewujudkan generasi sehat. Target jangka pendeknya, kami juga ingin menurunkan angka kematian ibu," ungkap Nur dalam temu media bersama Kementerian Kesehatan pada Senin (16/7/2018).

Dalam tes, setiap pasangan ditapis dengan tes darah rutin, tes gula darah, tes HIV, serta tokso. Bila tak ada tokso, maka pasangan diberikan vaksinasi tokso gratis.

Baca: RSUD Bulungan Masih Butuh Puluhan Tenaga Kesehatan dan Non Medis

Baca: RS Hermina Resmi Beroperasi, Layanan BPJS Kesehatan di Samarinda Bertambah

Baca: Kampanye Hidup Sehat, Kemenpora akan Gelar Poco Poco Libatkan 65.000 Peserta

Dalam setahun ini, pemeriksaan kesehatan sudah dilakukan pada 800 pasangan. Nur mengaku, sejumlah kasus tuberkulosis (TB) dan HIV ditemukan lewat pendekatan tersebut.

"Yang ditemukan sakit tetap menikah. Prinsipnya kami tidak membatalkan tetapi memberi saran jangan hamil dulu," urainya.

Bagi tenaga kesehatan, pendekatan ini memungkinkan melakukan follow up kesehatan lebih mudah.

Bidan bisa datang ke warga untuk menanyakan atau mengajak mengecek status kehamilan. Angka kedatangan pasangan ke puskesmas pada kehamilan pertama meningkat menjadi 90 persen.

Nur mengaku ingin memperluas cakupan tes kesehatan, misalnya dengan penapisan kanker serviks, namun belum memiliki dana untuk itu. Menurut Nur, pendekatan ini sebenarnya bisa ditiru di kota-kota besar.

Baca: KPU Izinkan Caleg Jalani Tes Kesehatan Mental di Rumah Sakit TNI

Baca: Lampiran Surat Edaran Pengurusan Syarat Kesehatan Calon Legislatif Tuai Polemik, Ini Penjelasan KPU

Baca: Jalan Kaki Bikin Jantung Sehat dan Tambah Stamina, Berapa Idealnya Langkah per Hari?

"Biayanya tidak mahal. Dengan tes sekarang hanya sekitar Rp 200.000 per pasangan. Itu juga sudah disediakan dananya oleh pemerintah," katanya yang juga tengah berusaha menurunkan angka perceraian di Gorontalo.

Menteri Kesehatan Nila F Moeloek yang menjungi Gorontalo menyatakan, kesehatan pranikah penting. Sebelumnya dalam kunjungan di SMK Negeri 1 Limboto kemarin Nila menyatakan pentingnya wawasan kesehatan reproduksi.

"Saya bangga sekali bisa melihat siswa-siswi di sini bisa membicarakan soal reproduksi. Kesehatan reproduksi tidak boleh menjadi hal tabu. Justru harus dibicarakan. Kita tahu selama ini kita menjadi perhatian karena kasus HIV," ungkapnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Inspirasi dari Gorontalo: Tes Kesehatan Dahulu Baru Bisa Nikah di KUA", https://sains.kompas.com/read/2018/07/17/160215523/inspirasi-dari-gorontalo-tes-kesehatan-dahulu-baru-bisa-nikah-di-kua.
Penulis : Yunanto Wiji Utomo
Editor : Yunanto Wiji Utomo

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved