Ratusan Pendaki Rinjani Terjebak Longsor, Nahan Rasa Lapar dengan Makan Kulit Telur
RATUSAN orang pendaki Gunung Rinjani masih terjebak di danau Segara Anak usai gempa bumi yang mengguncang Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat
TRIBUNKALTIM.CO - RATUSAN orang pendaki Gunung Rinjani masih terjebak di danau Segara Anak usai gempa bumi yang mengguncang Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat Minggu (29/7) kemarin. Mereka tidak bisa melanjutkan perjalanan lantaran terjebak longsor.
PETUGAS Jaga di Pos Sembalun Gunung Rinjani, Mutaharlin mengatakan berdasar informasi dari porter yang berhasil turun melalui jalur pendakian Plawangan Sembalun sebagian besar akses jalur pendakian telah tertutup longsor.
"Katanya (mereka) sudah sangat kekurangan logistik, kekurangan makanan di sana, kebetulan saya sempat dapat informasi dari porter yang tadi (berhasil turun)," ujar Mutaharlin.
Dikemukakan, dirinya sempat bertanya kepada porter tersebut terkait pasokan logistik yang dimiliki para pendaki. Porter itu pun mengatakan logistik mulai menipis, bahkan diantara mereka menahan rasa lapar dengan memakan kulit telur.
Baca: Gempa di Lombok, 826 Pendaki Berada di Gunung Rinjani saat Guncangan Terjadi
"Saya sempat tanya bagaimana tentang logistik, (porter itu bilang) 'kalau tentang logistik, memang hampir-hampir kita di sana itu sudah nggak ada sama sekali, sampai-sampai kulit telur kita makan'," kata Mutaharlin.
Menurut informasi yang diperoleh, dari ratusan orang pendaki yang terjebak itu, satu di antaranya dinyatakan tewas dan tengah dalam proses evakuasi. Tim evakuasi gabungan pun tengah berusaha mengevakuasi para korban yang terjebak.
Perlu diketahui, untuk mencapai Danau Segara Anak, yang disebut menjadi titik lokasi terjebaknya para pendaki, membutuhkan waktu sekira 7 hingga 10 jam jika ditempuh dengan berjalan kaki melalui jalur Senaru. Lokasi longsor itu memiliki jarak sekitar 8 km dari pintu gerbang jalur pendakian tersebut.
Sedangkan jika perjalanan ditempuh dari jalur pendakian Sembalun, membutuhkan waktu sekira 7 hingga 10 jam. Danau Segara Anak berada pada ketinggian sekitar 2.010 m di atas permukaan laut dan memiliki kedalaman sekira 230 meter.
Baca: Gempa 6,4 SR Guncang Lombok, Pendaki Rinjani Panik Dihujani Batu
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga hari ini terdapat 689 orang yang terjebak di Taman Nasional Gunung Rinjani. Rinciannya, sebanyak 149 pendaki berada di Gunung Rinjani, 500 orang di KM 10 Jalur Sembalun, dan 40 orang di Kawasan Batu Ceper.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di kantor BNPB menyatakan ratusan pendaki tersebut tidak bisa turun karena jalurnya tertimbun material longsor. "Kemudian juga dikhawatirkan ada longsor-longsor susulan, itulah yang istilahnya terjebak," ujar Sutopo.
Sutopo memastikan para pendaki tersebut juga tidak ada yang terluka. "Kondisinya sehat, tidak ada yang luka. Hanya satu korban meninggal yang asal Makassar tadi,"ujar Sutopo.
Menurut Sutopo pendaki yang meninggal dunia atas nama Muhammad Ainul Muksin, 26 tahun, pendaki asal Makassar. Ainul lanjut Sutopo, meninggal dunia akibat tertimpa material longsor di jalur pendakian Gunung Rinjani.
Baca: Pasca 4 Tahun, Tim Penyidik Belum Temukan Hilangnya Pesawat MH370
"Hingga saat ini masih tahap evakuasi, jadi korban pendaki atas nama Muhammad Ainul Mukhsin masih berada di atas," tambahnya.
Ainul merupakan seorang mahasiswa dan meninggal di Pelawangan Sembalun. Terkait kondisi korban pendaki yang meninggal dunia, Sutopo menegaskan bahwa proses evakuasi pendaki yang ada di gunung lebih berat daripada yang ada di daerah.
Sejak kemarin, para pendaki yang terjebak di Gunung Rinjani tersebut diminta untuk tetap tenang. "Mereka nanti akan dipandu oleh tim petugas untuk turun bersama-sama,"kata Sutopo.
Dari data yang dihimpun BNPB, pendaki yang naik per 27-28 Juli 2018 sebanyak 829 jiwa, dengan rincian 452 jiwa naik pada tanggal 27 Juni, dan 377 jiwa naik pada keesokan harinya, yakni 28 Juli 2018. Sebanyak 829 pendaki tersebut, masih dari data BNPB, terdapat 637 pendaki WNA dan 192 pendaki WNI. (tribun network/fit/mal/wly)