Masih Dipasok dari Luar Daerah, PAI Kaltim Gelar Pelatihan Kultur Jaringan untuk Produksi Anggrek

Anggrek menjadi tanaman hias yang paling stabil dari sisi permintaan maupun harga.

Penulis: Rafan Dwinanto | Editor: Januar Alamijaya
Tribun Kaltim/Rafan A Dwinanto
Ketua PAI Kaltim, Surya Silli memperlihatkan Anggrek Ganda di sela-sela pelatihan Kultur Jaringan di Unmul 

TRIBUN KALTIM.CO, SAMARINDA - Anggrek menjadi tanaman hias yang paling stabil dari sisi permintaan maupun harga. Berbeda dengan tanaman hias lainnya, yang booming dan turun drastis pada momentum tertentu.

Dengan cara konvensional, anggrek sangat sulit diperbanyak. Hal inilah yang melatari Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) Kaltim, menggelar Pelatihan Kultur Jaringan Anggrek.

Ketua PAI Kaltim, Surya Silli mengatakan, pelatihan ini bertujuan meningkatkan kemampuan pecinta anggrek untuk memerbanyak tanamannya.

"Dengan cara konvensional, paling perbanyakan anggrek hanya 1-2 per tahun. Tapi dengan kultur jaringan, bisa sangat banyak dan dalam waktu relatif cepat," kata Surya, di Gedung Rahmat Hernadi, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman, Senin (13/8/2018).

Surya juga menuturkan, pelatihan kultur jaringan yang digelar ini bisa dipraktekkan oleh ibu rumah tangga sekalipun.

"Kalau yang serius, prosesnya harus di laboratorium. Tapi, kali ini kita coba gunakan teknik sederhana, yang ibu rumah tangga pun bisa melakukannya," kata Surya.

Baca: Buruan Tampung Air, Distribusi 50 Persen Pelanggan PDAM Balikpapan Bakal Terganggu

Sementara, Wakil Ketua PAI Kaltim, Refrimen mengatakan, sebagian besar anggrek yang beredar di Kaltim berasal dari luar daerah. Kaltim sendiri, kata Refrimen, sejatinya memiliki lima jenis anggrek. Salah satu yang terkenal adalah anggrek hitam (Coelogyne pandurata).

"Di momen tertentu, anggrek di showroom Balikpapan, Samarinda, Bontang itu bahkan habis terjual. Jadi harus mendatangkan dari luar," kata Refrimen.

Dengan pelatihan kultur jaringan ini, kata Refrimen, diharapkan tingginya permintaan anggrek di Kaltim, bisa dipenuhi di tingkat lokal sendiri.

"Sudah ada laboratorium yang bisa kultur jaringan anggrek di Kaltim. Yakni laboratorium milik Dinas Pertanian, milik Unmul, dan satu di Tarakan. Kita berharap dengan pelatihan ini anggrek bisa diproduksi lokal," ujar Refrimen.

Baca: Nadine Chandrawinata Ikut Bawa Api Obor Asian Games 2018 Menyelam di Pulau Piaynemo Raja Ampat

Pun demikian dengan anggrek lokal Kaltim yang sudah diperbanyak di laboratorium Dinas Pertanian. Hasil perbanyakan inilah, kata Refrimen, yang dipasarkan di luar Kaltim.

"Jadi, anggrek hitam yang dipasarkan itu adalah hasil kultur jaringan. Bukan yang diambil di alam," tuturnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved