Densus Tangkap Terduga Teroris Asal Balikpapan di Yogya, Polisi Sebut Terkait JAD
Polisi kembali mengamankan dua orang terduga teroris berinisial B dan MI di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Polisi kembali mengamankan dua orang terduga teroris berinisial B dan MI di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Yang mengagetkan, salah satu terduga teroris berinisial B merupakan warga Balikpapan, Kalimantan Timur yang tinggal di Yogya.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan, B merupakan satu jaringan dengan terduga teroris yang sebelumnya ditangkap, yakni MI alias IA. MI alias IA, karyawan depo waralaba makanan sebelumnya ditangkap di Sleman.
"B sendiri merupakan warga pendatang yang berasal dari Balikpapan, Kalimantan Timur," kata Dedi di Markas Besar Polri kepada wartawan, Kamis (13/12).
Baca: Pengeroyok Anggota TNI Ternyata Suami Istri, Terungkap Sang Istri Ikut Memukul
Hingga saat ini, sudah ada dua orang yang ditangkap, yakni B dan IA. Densus menangkap IA terlebih dahulu di kostannya, Sleman. IA juga merupakan warga pendatang. Dia dari Indramayu, Jawa Barat.
"Keduanya (B dan MI) ini adalah satu jaringan dan memiliki keterkaitan tentang rencana aksi teror bom di daerah Indramayu. Saat ini Tim Densus sedang mendalami kelompok dua pelaku itu terkait pergerakannya di Pulau Jawa," tutur Dedi.
Dedi mengatakan, keduanya berasal dari kelompok teroris Jamaah Ansharut Daullah (JAD). Pihaknya tengah mengembangkan penyidikan untuk menangkap tersangka lain. Untuk mencegah hal tersebut, Densus 88 Antiteror Polri dan Satgas Antiteror di Polda-Polda terus bergerak.
Baca: Dokter Mata: Azzam Menderita Kelainan Genetika, Gagal Pembentukan Kelopak Mata
"Tim Densus 88 dan Satgas 88 Antiteror dan Radikalisme yang ada di Polda-Polda terus gerak dalam rangka mitigasi dan antisipasi setiap aksi teror yang bisa mungkin terjadi pada saat perayaan Natal dan Tahun Baru," kata Dedi.
Polisi menduga kedua pelaku itu akan melancarkan aksi teror saat Natal dan Tahun Baru.
"Ini kan indikasi bisa ke arah situ (meneror saat Natal dan Tahun Baru, red). Yang jelas, tugas kita mengantisipasi jangan sampai aksi tersebut bisa terjadi," ujar Dedi.
Hal itu dilakukan, dalam rangka mitigasi dan antisipasi setiap aksi teror yang mungkin terjadi pada saat perayaan Natal dan Tahun Baru.
Jenderal bintang satu itu pun mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan percaya kepada pengamanan Korps Bhayangkara. "Kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan yakin kepada aparat keamanan, untuk bekerja maksimal, untuk mitigasi, dan antisipasi setiap aksi teror tersebut," jelasnya.
Dedi menambahkan, keduanya terkait dengan aksi terorisme bom panci di Indramayu beberapa waktu lalu. "Keduanya ini adalah satu jaringan dan memiliki keterkaitan tentang rencana aksi terorisme bom di Indramayu. Saat ini tim Densus sedang mendalami kelompok dua pelaku itu terkait pergerakannya di Pulau Jawa," ujar Dedi.
Baca: Tahun 2019, Ini Faktor Pemicu Penjualan Sepeda Motor Berpotensi Stagnan
Saat ini, Tim Densus 88 masih terus berusaha mengungkap dan mendalami peran keduanya dalam jaringan. "Iya, keterkaitannya ke situ (JAD). Mereka terlibat aktif di dalam jaringan ini, untuk siapkan aksi," kata dia.
"Sementara masih didalami, terakhir di wilayah Jabar. Masih didalamilah. Petugas juga akan berhati-hati untuk mengungkap jaringan ini," tukasnya.
Ketua RT06/RW18 Jalan Garuda P 72 Krapyak, Sidoarum, Godean, Petrus Suherman mengatakan Densus 88 Mabes Polri mengamankan barang berupa tas ransel dan bukti transfer saat menangkap terduga teroris.
"Ada surat-surat, fotokopi KTP, dan ijazah. Ada juga satu tas ransel, satu kotak tinta, dan bukti transfer," ujar Petrus Suherman.
Suherman mengatakan, dirinya diajak menuju sebuah rumah kontrakan di depan rumahnya. Di rumah kontrakan tersebut sudah ada banyak petugas. "Saya bersama dua warga di sini diminta menjadi saksi," katanya. (tribun network/dit/kps/wly)