Jelang Natal, Harga Gas Melon di Sangatta Tembus Rp 30 ribu Per Tabung
Dan untuk mendapatkannya juga tidak mudah. Bukan hanya di sejumlah warung, agen yang biasa menjual gas melon juga mengaku kehabisan stok.
Jelang Natal, Harga Gas Melon di Sangatta Tembus Rp 30 ribu Per Tabung
Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Margaret Sarita
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA – Jelang Natal, gas elpiji kemasan 3 Kilogram atau biasa disebut dengan gas melon yang dijual dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 20 ribu per tabungnya sudah sulit ditemui di Sangatta.
Di warung atau pengecer yang ada di Sangatta, harga gas melon sudah mencapai Rp 28 ribu - Rp 30 ribu per tabungnya.
Dan untuk mendapatkannya juga tidak mudah. Bukan hanya di sejumlah warung, agen yang biasa menjual gas melon juga mengaku kehabisan stok.
“Masih menunggu kiriman. Mungkin nanti malam atau besok,” kata agen elpiji tersebut.
Wanita Ini Disebut Sosok Penari di Pecahan Uang Rp 5000, Mirip Nggak Nih?
Sekda PPU Imbau Caleg Perhatikan Estetika Saat Pasang APK, Jangan Merusak Pemandangan
Sementara di tingkat pengecer, karena kelangkaan terjadi, harga pun meningkat tajam. Hingga Rp 30.000 per tabung.
“Kami juga beli di pengecer, jadi harganya sudah tinggi,” ungkap Imah, pemilik warung kelontong yang juga menjual gas 3 Kilogram di Jalan Yos Sudarso III.
Terpisah, Kasi Perdagangan Dalam Negeri, Disperindag Kutai Timur, Achmad Dony mengatakan pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap ketersediaan gas elpiji ukuran 3 Kilogram di warung, pangkalan hingga agen.
“Untuk di pangkalan, stok tabung harus selalu disediakan bagi pembelian eceran. Tapi, tidak tahu lagi kalau terjadi kekosongan. Sebab, pantauan kami selalu tersedia,” ujar Dony.
Musim Hujan Diprediksi Baru Berakhir Maret 2019, BPBD Imbau Warga Waspada Longsor
Jadi Temuan BPK, Plt Kadiskes KB Bontang Akui Sejumlah Surat Izin Praktik Dokter Kedaluwarsa
Setiap pangkalan, kata Dony, tidak boleh menjual habis tabung gasnya untuk warung dan toko pengecer.
Namun harus menyediakan paling tidak 100 hingga 200 tabung, yang dijual satuan pada masyarakat, yang akan membeli di pangkalan.
Jika tidak, maka pangkalan tersebut terancam tidak akan diperpanjang izinnya.
“Masyarakat yang mengetahui adanya permainan dalam penjualan elpiji 3 Kilogram, bisa langsung melapor ke Disperindag Kutim, agar pangkalan yang dimaksud dapat segera dikenai sanksi. Begitu juga soal harga. Di pangkalan, masyarakat bisa mendapat harga jual sesuai HET,” ungkap Dony.
Ketersedian gas, diakui Dony, merupakan hal sensitif. Lambat sedikit sudah dianggap terjadi kekosongan. Padahal bisa jadi hanya terlambat datang.
“Seperti kejadian beberapa hari lalu, ketika truk pembawa gas terbalik di jalan poros Bontang Sangatta yang mengakibatkan keterlambatan masuknya stok tabung gas, setengah hari saja. Masyarakat sudah kebingungan karena sulit mencari gas,” ujar Dony.