Gelombang Capai 2 Meter, Nelayan Asal Bontang Utara Ini Terpaksa 8 Hari tak Melaut
Angin kencang disertai gelombang di perairan Kaltim membuat nelayan tak berani melaut.
Gelombang Capai 2 Meter, Nelayan Asal Bontang Utara Ini Terpaksa 8 Hari tak Melaut
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG — Cuaca buruk beberapa hari terakhir membuat aktivitas nelayan Bontang berkurang.
Angin kencang disertai gelombang di perairan Kaltim membuat nelayan tak berani melaut.
Petasuro (56) misalnya, nelayan tangkap Tanjung Limau, Kelurahan Gunung Elai, Kecamatan Bontang Utara sudah tak melaut selama 8 hari terakhir.
Positif Narkoba, Kontrak THL Setkab PPU Langsung Diputus
Ingin Tubuh Kucing Sehat, Wanita Ini Berikan Tips Pangan Kuning Telur
Sarung Dijadikan Tempat Menyimpan Sabu, Satreskoba Polres Samarinda Kembali Amankan Pengedar
Akibatnya, biaya kebutuhan sehari-hari dia peroleh dari pinjaman ke tengkulak. Biaya makan dan kebutuhan untuk tiga anaknya sementara ini dari pinjaman.
“Ini sudah banyak kasbon, bagaimana kita mau dapat uang. Nah kita hidup dari laut saja, kalau gelombang begini mana bisa dapat ikan,” ujar Petasuro saat ditemui tribunkaltim.co di tempat pesandaran di Pelabuhan Rakyat (Pelra) Tanjung Limau, Minggu (3/2/2019).
Petasuro mengatakan, tiupan angin dari wilayah utara cukup kencang. Gelombang di tempat biasanya dia melaut sekitar 2-3 meter. Perahu kecilnya berukuran 2 Gross Tonnage (GT) ini tak mampu menahan tinggi gelombang seperti itu.
Saat kondisi cuaca buruk pun, hasil tangkapan ikan minim. Menurutnya, biaya melaut saat kondisi cuaca seperti sekarang membuat banyak nelayan merugi.

Satu kali berlayar, Petasuro dan rekan-rekan sejawatnya biasa menghabiskan operasional Rp 300 ribu. Biaya itu termasuk bahan bakar dan perbekalan lainya.
“Biasanya kami pergi ini sore, pulang esok paginya. Yah kalau kita sih mancingnya paling jarak 2-3 jam saja dari sini,” ujarnya
Imbas dari cuaca ini, harga ikan di pasar tradisional Kota Bontang meningkat. Harga ikan Pelagis kecil atau lazim disebut Katombong misalnya dipasaran mencapai Rp 40-45 ribu per kilogram.
Padahal biasanya, jenis ikan ini hanya dijual Rp 25-30 ribu/kg. Ikan Layang juga merangkak naik, biasanya dijual Rp 30 ribu per kilogram sekarang dipasarkan Rp 40-45 ribu.
“Ini biji nangka saja dijual Rp 30 ribu, biasanya cuman Rp 20-25 ribu saja,” ujar Sunarti. (*)