PT Inalum Tetap Komitmen Garap Smelter Alumina, Jajaki Join di Proyek PLTA Besahan di Bulungan
KHE dan CPIN merupakan perusahaan konsorsium yang sejak awal menawarkan investasi pembangunan PLTA berkapasitas 9.000 Megawatt di Sungai Kayan.
PT Inalum Tetap Komitmen Garap Smelter Alumina, Jajaki Join di Proyek PLTA Besahan di Bulungan
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR - Salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sejak awal ingin membangun fasilitas pemurnian (smelter) alumina di Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning ialah PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Persero.
Gubernur Kalimantan Utara melalui Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Kalimantan Utara, Rosdianto menjelaskan, di samping menunggu terealisasinya KIPI Tanah Kuning di Kabupaten Bulungan, perusahaan plat merah tersebut masih terus menyiapkan beberapa hal teknis maupun perizinan.
"Sampai saat ini semua rencana investasi masih berproses. KIPI Tanah Kuning saat ini juga sedang digenjot percepatan realisasinya oleh pusat, karena KIPI Tanah Kuning itu adalah Proyek Strategis Nasional (PSN)," kata Risdianto, Minggu (10/2/2019).
Soal Pencabutan Remisi Pembunuh Wartawan, Dahnil Anzar Nilai Jokowi Ada Baiknya Minta Maaf
Live Streaming & Sinopsis Whats Wrong With Secretary Kim Episode 12 - Kelahiran Pasangan Baru
Soal Urusan Gaji, Lionel Messi Kalahkan Cristiano Ronaldo
Dalam rencananya, Inalum kata Risdianto akan membuka kantor cabang di Kalimantan Utara untuk memudahkan koordinasi dengan Pemprov Kalimantan Utara maupun dengan Pemkab Bulungan berkaitan dengan izin lokasi dan keperluan survei lainnya.
"Mereka akan buka kantor dulu di sini. Yang jelas Inalum serius. Mereka juga nanti akan mengurus izin lokasi di Pemkab Bulungan. Tentu di tingkat pusat ada juga perizinan yang mereka harus lengkapi," katanya.
Di samping itu, Inalum juga diketahui tengah menjajaki peluang kerjasama dengan PT Kayan Hidro Energi (KHE) dan China Power Investment (CPI) untuk menggarap pembangunan mega proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
KHE dan CPIN merupakan perusahaan konsorsium yang sejak awal menawarkan investasi pembangunan PLTA berkapasitas 9.000 Megawatt di Sungai Kayan, Bulungan.
"Mereka (Inalum) ingin membangun juga PLTA Peso, selain membangun industri aluminiumnya di KIPI nantinya. Jadi mereka sedang membicarakan dengan investor PT KHE dan CPI. Kota tunggu sama apa kesepakatan kerjasama antar investor tersebut," ujarnya.
Yang jelas, pemerintah dan pemerintah daerah lanjut Risdianto, hanya memfasilitasi dan memastikan setiap rencana investasi bisa berjalan baik sampai investasi itu benar-benar berjalan.
"Yang jelas kita akan kawal sampai investasi itu bisa menyerap tenaga kerja, berproduksi, dan tentunya menguntungkan bagi daerah dan masyarakat secara umum," ujarnya.
Dalam catatan Tribun, Inalum membutuhkan lahan kurang lebih 600 hektare di KIPI Tanah Kuning untuk menambah kapasitas produksi aluminium sebanyak 1 juta ton per tahun. Ditambah dengan produksi 500 ribu ton di Sumatera Utara, praktis kapasitas produksi akan mencapai 1,5 juta ton.
Untuk menghasilkan aluminium, terlebih dahulu bahan baku bauksit akan diolah di Kalimantan Barat. Bauksit diolah menjadi alumina, kemudian dimurnikan di Kalimantan Utara menjadi aluminium.
Pembangunan smelter diperkirakan memakan waktu selama 4 tahun. Winardi Sunoto kepada Tribunkaltim.co, 10 Oktober 2016 di Tanjung Selor mengatakan, selain memproduksi aluminium skala besar untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, Inalum akan turut memproduksi banyak produk turunan seperti ingot, alloy, dan billet. Produk turunan yang dimaksud seperti anoda, slab/sheet, wire rood, ekstruksi. (*)
Astra Motor Balikpapan Beri Potongan Angsuran Rp 122 Ribu Per Bulan, Hanya Sampai Nanti Malam
Sepi Penumpang, Asisten Manajer Lion Air Balikpapan Sebut Faktor Low Season
Viral Video Interogasi Jambret dengan Ular Piton, Polda Papua Sampaikan Permintaan Maaf
GRAFIS
Roadmap Pengembangan PT Indonesia Asahan Aluminium: