Kaltara Perlu Early Warning System Mitigasi Tsunami di Tiga Titik Perairan Ini
Kaltara daerah yang tidak aman dari gempa bumi, Kalimantan Utara perlu teknologi mitigasi kewaspadaan dini, ini alasannya.
Laporan wartawan Tribunkaltim.co Muhammad Arfan
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR - Sebagai daerah yang tidak aman dari gempa bumi, Kalimantan Utara atau Kaltara perlu teknologi mitigasi kewaspadaan dini gempa bumi dan tsunami.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kalimantan Utara Jhon Fran Labo mengungkapkan, setidaknya ada tiga titik di Kalimantan Utara yang perlu dipasang teknologi early warning system (EWS).
Titik pertama, perairan Tanah Kuning Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan.
Kedua, perairan Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan. Ketiga, perairan Pulau Tarakan.
Link Live Streaming PSS Sleman vs Madura FC, Ada Pemain Baru Asal Spanyol dan Argentina
Ada 51 CCTV Pantau Kota Balikpapan, Diakses Melalui Smartphone Begini Caranya
Jelang Persija Jakarta vs Borneo FC, Terens Puhiri Mengalami Masalah Kesehatan
"Peralatan ini sangat penting. Khususnya untuk mengambil tindakan kesiapsiagaan jika terjadi gempa episentrumnya di laut," kata Jhon dalam 'Respons Kaltara' di Kedai 99 Tanjung Selor, Selasa (5/3/2019).
Keterbatasan dana memang menjadi kendala untuk membeli teknologi tersebut. BPBD Kalimantan Utara mengusulkan ke pusat agar bisa disiapkan di Kalimantan Utara pada tahun 2020.
Selain itu upaya mitigasi dilakukan dengan cara sosialisasi di masyarakat dan lingkungan sekolah.
Prabowo Sebut Tax Amnesty Bukti Kebocoran Kekayaan Indonesia, Begini Bantahan Tim Jokowi
Jelang Persija Jakarta vs Borneo FC, Terens Puhiri Mengalami Masalah Kesehatan
"Kita sedang susun program mitigasi sekolah. Namanya Madrasah Aman Bencana. Itu upaya mitigasi non-struktural. Strukturalnya itu pemasangan teknologi," ujarnya.
Link Live Streaming PSS Sleman vs Madura FC, Ada Pemain Baru Asal Spanyol dan Argentina
Selain untuk mitigasi gempa bumi dan tsunami, penerapan teknologi EWS berguna untuk memberi peringatan dini banjir air rob yang kerap terjadi pada saat bulan purnama.
Bencana banjir air rob baru-baru ini wilayah Tanjung Aru, Sebatik Timur, Kabupaten Nunukan yang menghancurkan beberapa rumah warga dan menyebabkan kerusakan infrastruktur jalan.
Prediksi Siklus 100 Tahun Tsunami di Kaltara, Sesar Palu-Koro Mangkalihat dan Sampurna Berpengaruh
Perjalanan Karier Andi Arief, Pernah Jadi Korban Penculikan dan 1 Partai dengan Budiman Sudjatmiko
Persiba Balikpapan Bakal Jajal Lawan Klub dari Liga 1, Ini Catat Tanggalnya
Laga Penting Persija Jakarta vs Borneo FC, Terens Puhiri Dipasang Borneo FC Target Menang
Demikian juga hantaman gelombang yang pernah menghancurkan beberapa pemukiman warga di Tanah Kuning pada awal tahun 2017 lalu.
"Tarakan juga sangat rentan. Di Binai (Tanjung Palas Timur, Bulungan) abrasinya sangat parah, sudah 200an meter. Bekas-bekas patok tambak tahun 80an sekarang posisinya sudah di laut," ujarnya.
Upaya struktural yang perlu dilakukan lanjutnya adalah mengintensifkan penanaman mangrove dan membangun beton pemecah gelombang.
"Jadi ini perlu lintas SKPD juga. Baik dari PUPR, Kehutanan, Perikanan, dan lainnya," ujarnya. ( )