Banyak Murid SDIT BIS Berlindung pada Meja Belajar, Simulasi Tanggap Darurat Bencana

Simulasi di gedung sekolah SDIT BSI, Kompleks Balikpapan Baru, Jalan Alamanda Selatan No 1B, Kel. Damai Baru, Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan.

Penulis: Heriani AM | Editor: Budi Susilo
Tribunkaltim.co/Heriani Amir
Simulasi gempa di gedung sekolah SDIT BSI, Kompleks Balikpapan Baru, Jalan Alamanda Selatan No 1B, Kel. Damai Baru, Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan, Rabu (20/3/2019) pagi. 

Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Heriani Amir

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Komite Sekolah Dasar Islam Terpadu Balikpapan Islamic School (SDIT BIS), menggelar simulasi tanggap darurat bencana. Simulasi ini dilaksanakan di gedung sekolah SDIT BSI, Kompleks Balikpapan Baru, Jalan Alamanda Selatan No 1B, Kel. Damai Baru, Balikpapan Selatan, Rabu (20/3/2019).

Pelaksanaan simulasi tanggap bencana ini lahir dari buah pikiran Bidang Pendidikan Komite SDIT BSI yang sekaligus orang tua siswa.

"Beberapa waktu lalu, komite berfikiran bahwa hampir separuh waktu anak-anak dihabiskan di sekolah, karena mereka sekolah sampai sore.

Lama Buat Pesanan Pecel Lele Pembeli Keroyok Sang Penjual, Ini Fakta tentang Si Pembeli

Menhub Pekan Depan Putuskan Tarif Baru ojek online, ojol Makassar Setuju Tarif Rp 2.500/Km

Kebutuhan Ribuan Pengawas TPS di Kaltara Belum Terpenuhi 100 Persen, Begini Langkah Bawaslu

Jadi, jika ada sesuatu yang terhadi, dalam artian bencana, harapan kami sebagai orang tua, anak-anak bisa menghadapinya. Dibantu oleh guru," ungkap Din Arsanti Sekunda, Koordinator Pelaksana Simulasi sekaligus Ketua Bidang Pendidikan Komite SDIT BSI kepada tribunkaltim.co.

Lanjut perempuan yang akrab disapa Anti ini, program lalu dirapatkan oleh komite untuk disepakati kemudian disampaikan kepada pihak sekolah.

"Kami mengajukan program ke sekolah, sekaligus mengajak agar guru-guru untuk tahu dan bisa menghandle murid-murid ketika terjadi bencana," lanjutnya.

Tak tanggung-tanggung, komite pun menggandeng Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), merupakan instansi yang bertanggung jawab ketika terjadi bencana untuk simulasi. Dari Basarnas, murid diajak praktek bagaimana menghadapi bencana kebakaran dan gempa bumi.

Setelah diberikan materi dan arahan, simulasi pun dimulai. Ditandai dengan berbunyinya sirine selama 5 menit, murid akan ditenangkan oleh guru, seperti pemberian intruksi untuk tidak panik, menunduk, jongkok disebelah meja dan lainnya.

Setelah 5 menit, murid akan dibimbing kearah jalur evakuasi yang telah dibagi menuju master point.

Kegaitan simulasi gempa di negeri rawan gempa, Jepang.
Kegaitan simulasi gempa di negeri rawan gempa, Jepang. (thestar.com.my)

Guru akan menghitung jumlah murid perkelas, dan jika ada yang tertinggal, guru langsung melapor kembali ke Basarnas untuk dilakukan pencarian. Selanjutnya, murid yang terluka akan diberikan pertolongan medis.

Anti berharap, dari simulasi tanggap bencana ini, pihak sekolah jadi lebih paham bagaimana menghadapi situasi-situasi tidak terduga, pun memberikan pengalaman untuk murid dan melatih refleksitasnya.

Polisi Belum Terima Laporan Teror Eksibisionisme Depan Umum, Ini Jerat Pidana Si Pelaku

Mantan Kapten Timnas Indonesia Sedih Sang Legenda Ronaldinho Batal ke Palembang

Sebanyak 462 murid SDIT BSI yang ikut, dari kelas 1 sampai kelas 6, 60 guru dan 9 perwakilan Basarnas.

Masyhar, Guru SDIT BIP mengatakan bahwa antusiasme murid-murid sangat tinggi mengikuti simulasi ini.

"Sangat antusias, bahkan tadi ketika disuruh akting, mereka akting. Ada yang menangis, panik bahkan pingsan," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved