Pemilu 2019
Gabungan Sopir Angkot di Samarinda Ikut Tangkal Berita Hoaks
Ribuan anggota Organtrans Kaltim telah mendapat sosialisasi mengenai berita hoaks dari kepolisian.
Penulis: Rafan Dwinanto |
Laporan Tribun Kaltim, Rafan A Dwinanto
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Hoaks, atau kabar bohong kian masif menyebar jelang pesta demokrasi akbar, 17 April mendatang.
Meski demikian, makin banyak kalangan yang berupaya memerangi merebaknya hoaks, ini.
Satu diantaranya Organisasi Gabungan Transportasi (Orgatrans) Kaltim, yang anggotanya sebagian besar bekerja sebagai sopir angkot.
Sekretaris Orgatrans Kaltim, Tri Raharjo menuturkan, ribuan anggota Organtrans Kaltim telah mendapat sosialisasi mengenai berita hoaks dari kepolisian.
"Setelah mengerti cara memfilter kabar bohong, kami sampaikan hal tersebut ke masyarakat luas,” jelas Tri Raharjo, Rabu (26/3/2019)
Senada, Ketua Orgatrans Kaltim Kamaryono menuturkan, hoaks bertujuan membodohi masyarakat lewat keterangan dan berita palsu.
Bagi mereka yang mengerti, berita hoaks akan diabaikan.
“Tapi masyarakat yang tidak mengetahui, bisa terhasut oleh hoaks,” kata Kamaryono.
Orgatrans, kata Kamaryono mengecam cara-cara kotor dalam Pemilu 2019.
Sebagai upaya melawan hoaks, Organtrans membantu menyebarkan informasi yang benar supaya masyarakat bisa membedakan berita bohong dan yang bukan.
"Contoh berita bohong, katanya, adalah pelarangan azan atau pelajaran agama dihapus jika salah satu kandidat presiden menang," ucapnya.
Cara-cara kotor demikian, menurut Kamaryon tak boleh dibiarkan.
• Wiranto Jelaskan Pernyataannya soal Penyebar Hoaks Bisa Dikenakan UU Terorisme
• Menko Polhukam Wiranto Geregetan pada Berita Bohong, Sebut Pembuat Hoaks itu Sama dengan Teroris
• BMKG Pastikan Hoaks soal Kabar Ada Badai 45 Knot di Yogyakarta pada 17-20 Maret 2019
• Polisi yang Ditegur Prabowo Subianto di Cianjur Minta Maaf: Kami Ingin Luruskan Hoaks yang Beredar
Pasalnya, akan menodai demokrasi. Padahal, hasil politik yang baik akan berdampak langsung kepada masyarakat, termasuk Orgatrans.
Kepada pemerintah, kata Kamaryono, organisasi yang menaungi ribuan sopir angkot di Samarinda ini menunggu kebijakan yang lebih perhatian kepada moda transportasi konvensional seperti angkot.